LAPORAN PRAKTIKUM
ACARA 2
STERILLISASI
OLEH
NAMA : BEATRICE RUTH BATUBARA
NIM : 0110740064
ASITEN : NELLY UYO
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan berbagai penelitian dan
percobaan-percobaan dengan mengunakan berbagai peralatan dan bahan yang berada
di dalamnya. Namun dalam penggunaan alat berbeda dengan penggunaan bahan, bahan
dipergunakan hanya sekali sedangkan alat dipergunakan beberapa kali atau
berulangkali dengan orang yang berbeda-beda atau sama dengan selang waktu yang
berbeda-beda. Maka sangat penting untuk para pengguna alat-alat laboratorium
untuk merawat dan memperhatikan setiap alat yang dipergunakan. Selain untuk
menjaga kualiatas alat, merawat dan memperhatikan setiap alat juga penting
untuk memperoleh hasil yang benar dalam melakukan penelitian.
Untuk
mendapat hasil yang baik dan benar alat harus digunakan sesuai dengan prosedur
dan memiliki kualitas yang masih baik (tidak rusak) untuk itu perlu dilakukan
sterilisasi pada setiap alat yang telah dipergunakan. Sterilisasi adalah suatu
proses untuk membebaskan bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Tujuan mengadakan sterillisasi adalah untuk
membebaskan peralatan-peralatan yang akan digunakan atau yang telah digunakan
dari berbagai mikroorganisme. Strillisasi
pada umumnya dapat dilakukan dengan secara mekanik, fisik dan kimiawi. Alat-alat dalam melakukan
strerillisasi antara lain yaitu dapat dengan mengunakan autoklaf, filtrasi,
dll.
B. Tujuan
·
Mahasiswa mengetahui sterillisasi dengan autoklaf,
filtrasi, tyndalisasiseptis.
·
Mahasiswa dapat melakukan sterillisasi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi
yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda, alat-alat dan lingkungan
dari semua bentuk kehidupan mikroorganisme.
B.
Macam-macam Sterilisasi
Pada
sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
1.Sterilisai
secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangatkecil
(0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringantersebut.
Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnyalarutan
enzim dan antibiotik
2.Sterilisasi
secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan &
penyinaran
a. Pemanasana
-
Pemijaran (dengan
api langsung): membakar alat pada api secaralangsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
-
Panas kering:
sterilisasi dengan oven kira-kira 1600-1800 C.Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kacamisalnya erlemeyer, tabung reaksi dll.
-
Uap air
panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yangmengandung
air lebih tepat menggungakan metode ini supayatidak terjadi dehidrasi.
-
Uap air
panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
b. Penyinaran
dengan UV
Sinar
Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV3.
3.Sterilisaisi
secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa
desinfektan antara lain
alkohol 70 %
C.
Sterilisasi Secara
Fisika
1. Pemanasan Keringg
a. Udara Panas Oven
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat
disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam
bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen
glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang
lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling
efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.
Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum,
serbuk kering dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf.
Salah satu elemen penting dalam sterilisasi dengan menggunakan uap autoklaf.
Atau dengan adanya lembab dan penembusannya ke dalam bahan yang telah
disterilkan. Sebagai contoh, organisme pembentuk spora dalam medium anhidrat
tidak dibunuh oleh suhu sampai 121o C (suhu yang biasanya digunakan
dalam autoklaf bahkan setelah pemanasan sampai 45 menit). Untik alasan ini,
autoklaf merupakan metode yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk
yang dibuat dengan basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit
lembab atau tidak sama sekali.
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh
proses oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein
pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu
yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan
dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan
pada suhu 121°C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering
membutuhkan pemaparan pada suhu 150°C sampai 170°C selama 1-4 jam.
Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering
160°C paling cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara
khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya.
Bagaimanapun juga range 150-170°C digunakan untuk streilisasi panas kering dan
lain-lain, sebagai contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada suhu 170oC.
dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus disterilkan pada suhu rendah
dan waktu yang lebih lama.
Secara umum, panas kering digunakan untuk sterilisasi
bahan – bahan melalui proses pengabuan dari mikroorganisme. Proses ini
merupakan kelanjutan atau sekumpulan proses yang dilakukan dalam sebuah oven dengan
temperatur sekelilingnya 170°C untuk sterilisasi atau 250°C untuk
depirogenisasi. Panas kering digunakan untuk sterilisasi/depirogenisasi
alat-alat gelas yang akan digunakan untuk proses produksi secara aseptik. Suhu
yang digunakan ini, terlalu tinggi untuk wadah-wadah plastik. Sama seperti
sterilisasi uap air, prosesnya dapat diprediksi dan hasilnya dapat dikontrol.
Sterilisasi panas kering biasa digunakan untuk depirogenisasi alat-alat gelas
dan bahan-bahan lain yang memiliki kemampuan bertahan pada suhu yang digunakan.
Secara umum, validasi untuk alur depirogenisasi untuk proses panas kering
selalu termasuk proses sterilisasinya.
Panas kering pada temperatur lebih 160oC
efektif menghancurkan mikroorganisme hidup dengan sebuah proses kehilangan
kelembaban secara inversible. Proses ini berjalan relatif lambat,
mengisyaratkan sedikitnya 1 jam pada suhu 160oC tetapi lebih cepat
pada temperatur yang tinggi. Panas kering ini sering merugikan beberapa produk.
Penerapan panas dengan keberadaan lembab lebih fektif
untuk pembunuhan mikroorganisme diisyaratkan 15 menit pada suhu 121oC.
Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap,
paling baik disterilkan dengan panas kering,. Misalnya petrolatum jelly, minyak
mineral, lilin, wax, serbuk talk. Karena panas kering kurang efisien dibanding
panas lembab, pemaparan lama dan temperatur tinggi dibutuhkan. Range luas waktu
inaktivasi dalam temperatur bervariasi telah diterapkan berdasarkan tipe
indikator steril yang digunakan, kondisi kelembaban dan faktor lain. Jumlah air
dalam sel mikroba diketahui mempengaruhi resistensinya terhadap destruksi panas
kering. Umumnya, ini diterima bahwa sel mikroba dalam daerah yang betul-betul
kering menunjukkan resistensi terhadap inaktivasi panas kering. Ini jelas bahwa
perhatian harus diberi untuk mendisain siklus sterilisasi panas kering untuk
produk-produk rumah sakit dan validasi sistematis sterilisasi dengan metode
sterilisasi standar.
Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya
secara panas dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas.
Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven :
·
170°C (340 F) sampai 1 jam
·
160°C
(320 F) sampai 2 jam
·
150°C
(300 F) sampai 2,5 jam
·
140°C
(285 F) sampai 3 jam
b. Minyak dan penangas lain
Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel dapat
disterilisasi dengan mencelupkannya, dalam penangas yang berisi minyak mineral
pada suhu 1620C. larutan jenuh panas dari natrium atau ammonia
klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan metode yang
mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai lubrikan,
untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup.
c. Pemijaran langsung
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula
logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut
botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain
yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat
disterilisasi dengan metode ini. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20
detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan
bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung
dengan api dengan hati-hati. Setelah
pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.
2. Panas lembab
a)
Uap bertekanan
Stelisisasi
termal menggunakan tekanan uap jenuh dalam sebuah autoklaf. Ini merupakan
metode sterilisasi yang biasa digunakan dalam industri farmasi, karena dapat
diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi bakteri, dan parameter-parameter
sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat dengan mudah dikontrol dan monitoring
dilakukan sekali dalam satu siklus yang divalidasi. Secara umum, sterilisasi
panas lembab dilakukan pada suhu 121°C dibawah tekanan 15 psig. Pada suhu ini konsep
letal dilakukan dengan F0 yang juga dilakukan bila suhu sterilisasi
berbeda dari 121°C. F0 dari proses ini tidak jauh pada 121°C dengan
waktu yang dibutuhkan, dalam menit, untuk menghasilkan kematian yang setara
dengan hasil pada 121°C pada waktu tertentu.
Penggunanaan uap bertekanan atau metode sterilisasi yang
paling umum memuaskan dan efektif yang ada. Ini adalah metode yang diinginkan
untuk sterilisasi larutan yang ditujukan untuk infeksi pada tubuh, pembawa pada
sediaan mata, bahan-bahan gelas. Untuk penggunaan darurat, pakaian dan alat
kesehatan dan benda-benda karet. Kerugian yang paling prinsip dan penggunaan
uap ini adalah ketidaksesuaiannya untuk penggunaan pada bahan sensitif terhadap
panas dan kelembaban. Metode ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi
misalnya, produk yang dibuat dari basis minyak dan serbuk. Uap jenih pada 120°C
mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme hidup dalam
waktu ½ menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora vegetatif yang tahan
terhadap pemanasan tinggi. Keefektifan sterilisasi uap bertekanan tergantung
pada 4 sifat dari uap jenuh kering yaitu :
·
Suhu
·
Panas tersembunyi yang berlimpah
·
Kemapuan untuk membentuk kondensasi air
·
Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi
Waktu
yang dibutuhkan untuk mensterilkan larutan saat suhu 121oC selama 12
menit, ditambah waktu tambahan untuk larutan dalam wadah untuk mencapai 121°C
setelah termometer pensteril menunjukkan suhu ini. Secara umum
larutan dalam botol 100-200 ml akan membutuhkan kurang 5 menit botol 500 ml
antara 10-15 menit.
Panas lembab merupakan bentuk uap jenuh di bawah tekanan
yang merupakan cara sterilisasi yang paling banyak digunakan. Penyebab kematian
dengan cara sterilisasi panas terhadap lembab berbeda dengan cara panas kering,
kematian mikroorganisme oleh panas lembab adalah hasil koagulasi protein sel,
berbeda dengan cara panas kering, kematian mikroorganisme yang paling penting
adalah proses oksidasi.
USP menentukan sterilisasi uap sebagai penerapan uap jenuh di bawah tekanan
paling kurang 15 menit dengan temperatur minimal 121oC dalam
jaringan tekanan. Bentuk
yang paling sederhana dari autoklaf adalah “home pressure cooker”.
o
Uap panas pada 100oC
Uap panas pada suhu 100oC dapat
digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air mendidih. Metode ini mempunyai
keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi
bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang memuaskan untuk
larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora sering gagal tumbuh dibawah
kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang tidak membentuk
spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora
yang bertahan.
Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan, suatu
perpanjangan pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk
vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan
penghancuran spora, sterilisasi berjeda yang juga disebut sterilisasi tidak
berlanjut. Penjedahan dan bertahap adalah tindalisasi digunakan. Dengan metode
ini bahkan dipaparkan pada uap mengalir pada periode waktu bervariasi dari
20-60 menit setiap hari selama 3 menit. Antara pemaparan bahan terhadap uap
yang disimpan pada suhu kamar atau pada inkubator pada 37oC. prinsip
dari metode ini adalah pada saat waktu pertama kali pemaparan pada uap membunuh
bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada
inkubator atau pada suhu ruangan selam 24 jam, banyak spora akan tumbuh ke
dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada
pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang
berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat.
o
Pemanasan
dengan bakterisida
Ini
menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap pans pada 100oC. adanya
bakterisida sangat meningkatkan efektifitas metode ini. Metode ini digunakan
untuk larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada temperatur yang
biasa diterapkan pada autoklaf. Larutan yang ditumbuhkan bakterisida ini
dpanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100oC selama 20 menit dalam
pensterilisasi uap atau penangas air. Bakterisida yang dapat digunakan termasuk
0,5%, fenol, 0,5% klorbutanol, 0,2% kresol atau 0.002% fenil merkuri nitrat
saat larutan dosis tunggal lebih dari 15 ml larutan obat untuk injeksi
intratekal atau gastro intestinal sehingga tidak dibuat dengan metode ini.
o
Air
mendidih
Penangas air mendidih mempunyai
kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi jarum spoit, penutup karet,
penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air
mendidih dan harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi
bahan-bahan dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi
menggunakan pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 %
fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang
menghambat kondisi bahan-bahan logam.
3. Cara
Bukan Panas
Sinar
ultraviolet
Sinar
ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di udara
dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh
mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan
secara eksklusif pada 253,7 nm . Sinar UV menembus udara bersih dan air murni
dengan baik, tetapi suatu penambahan garam atau bahan tersuspensi dalam air
atau udara menyebabakan penurunan derajat penetrasi dengan cepat. Untuk
kebanyakan pemakaian lama penetrasi dihindarkan dan setiap tindakan membunuh
mikroorganisme dibatasi pada permukaan yang dipaparkan.
Aksi letal
Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron
orbital dalam atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini
menyebabkan meningginya keadaan tertinggi atom-atom dan mengubah
kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama terjadi
dalam molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit utamnya, organisme itu mati
atau tidak dapat berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel,
yang diperhatikan untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang
gelombang UV yang panjang.
Radiasi pengion
Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari
radiasi isotop radioaktif seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan
oleh percepatan mekanis elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar
katode, sinar beta). Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak karena tidak
menyebabkan kerusakan mekanik, namun demikian, kekurangan sinar ini adalah di
hentikan dari, mekanik elektron akselerasi (yang dipercepat) keuntungan
elektron yang dipercepat adalah kemampuannya memberikan output laju doisis yang
lebih seragam. Aksi letal radiasi pengionan menghacurkan mikroorganisme dengan
menghentikan rep-roduksi sebagai hasil mutasi letal. Mutasi ini
disebabkan karena transformasi radiasi menjadi molekul penerima pada sinar x,
menurut teori langsung. Mutasi ini dapat disebabkan oleh tindakan tidak
langsung, dimana molekul-molekul air diubah menjadi kesatuan yang berenergi
tinggi seperti hidrogen dan ion hidroksil. Semua ini pada akhirnya, menyebabkan
perubahan energi pada asam nukleat dan molekul lain sehingga hilangnya
keberadaannya bagi metabolisme molekul sel bakteri.
Validation of Pharmaceutical Processes : 151
Dekstruksi
bakteri untuk menghasilkan kondisi steril dapat dilakukan dengan menggunakan
radiasi pengion, dengan efek pada asam nukleat dari mikroorganisme yang
nonreversibel. Pembentukan radikal bebas dan peroksida yang merupakan senyawa
reaktif juga memberikan kontribusi pada letalitas dari proses sterilisasi ini.
Dua tipe radiasi pengion yang dapat digunakan yaitu radiasi sinar gamma dan
radiasi electron. Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk alat-alat medis
yang sensitive terhadap panas dan jika residu etilen oksida tidak diharapkan.
Pengukuran presisi dari dosis radiasi, yang tidak berhubungan dengan suhu,
adalah merupakan faktor kontrol dalam sterilisasi radiasi selama dengan waktu
iradiasi. Monitoring dan kotrol proses sangat sederhana, tetapi kehati-hatian
akan keamanan harus dilakukan oleh operator sterilisasi.
Radiasi
pengion juga digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan obat dan bahan-bahan
formulasi. Kompabilitas dari bahan yang disterilkan dengan radiasi adalah
factor yang harus diperhatikan sejak bahan-bahan dan alat-alat dipengaruhi oleh
radiasi, mungkin tidak dengan segera dilakukan penanganan tetapi setelah
stabilitas produk dapat dipengaruhi. Untuk bahan-bahan medis dan plastik,
perubahan dari sterilisasi etilen oksida ke sterilisasi radiasi membutuhkan
penentuan efek radiasi jangka pendek dan jangka panjang, dan kadang membutuhkan
modifikasi produksi bahan plastik dan karet untuk membuatnya sesuai dengan
sterilisasi radiasi.
Elektron dipercepat atau sinar gamma dapat digunakan
untuk mensterilkan produk-produk pilahan dengan suatu proses berkesinambungan.
Kebanyakan prosedur sterilisasi produk lain harus diselenggarakan dalam batch
setrilisasi dengan proses berkesinambungan memerlukan pengendalian yang tepat,
sehingga tidak ada bagian yang lepas dari keefektifan sterilisasi.
Radiasi ionisasi digunakan untuk sterilisasi industri
untuk alat-alat rumah sakit, vitamin, antibiotik, steroid hormon dan
transplantasi tulang dan jaringan dan alat pengobatan seperti alat untuk suntik
plastik, jarum, alat beda, tube palstik, katter, benang bedah dan cawan Petri.
Radiasi ioniasasi dapat menghasilkan perubahan dalam molekul organik yang dapat
mempengaruhi kemujaraban sediaan atau dapat menginduksi toksisitas. Radiasi
produk juga dapat menghasilakn perubahan warna dan kerapuhan beberapa wadah
gelas dan bahan plastik.
Sterilisasi radiasi dapat dilakukan baik dengan radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik dan energi foton,
termasuk ultra dari bahan radioaktif seperti kobalt 60 atau sesium 137 adalah
yang paling sering digunakan sebagai sumber energi sterilisasi adhesi elektromagnetik.
Radiasi partikel atau molekul termasuk daftar partikel yang steril.
Satu-satunya sekarang yang digunakan untuk sterilisasi radiasi pada obat-obat
rumah sakit dan laboratorium. Bagaimanapun banyak prosedur sterilisasi industri
manggunakan radiasi, termasuk penjelasan singkatnya. Beberapa informasi
mengenai efek sterilisasi ultraviolet juga dihadirkan.
Prinsip bermuatan negatif sepeti elektron yang
berinteraksi langsung dengan bahan menyebabkan ionisasi seperti elektron
elektromagnetik menyebabkan ionisasi pada mekanisme yang bervariasi yang
menghasilkan perpindahan suatu orbital elektron dengan mekanisme jumlah
tertentu dari energi yang ditransfer dalam insiden sinar gamma. Perpindahan
elektron ini kemudian bentindak sebagai partikel beta dalam reduksi. Oleh sebab
itu baik partikel maupun elektromagnetik, dipertimbangkan sebagai radiasi
ionisasi yang berbeda dengan radiasi sinar ultraviolet.
Kerugian penggunaan germisida radiasi sinar UV adalah
penetrasinya terbatas, pada panjang gelombang 253,7 nm, diserap oleh banyak
bahan dan membuat penggumpalan organisme dan hal tersebut dilindungi oleh debu
dan puing-puing. Untuk menghindari aksi letal panggunaan radiasi sinar UV
sebagai cara sterilisasi tidak direkomendasikan lemak jika bahan-bahan yang
diradiasi sangat bersih dan bebas yang dapat melindungi mikroorganisme.
D.
Sterilisasi Secara Kimia
Sterilisasi
Gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap
untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat
berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat, sterilisasi adalah fenomena
permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh. Sterilisasi yang
digunakan dalam bidang farmasi untuk mensterilkan bahan-bahan dan menghilangkan
dari bahan yang disterilkan pada akhir jalur sterilisasi, gas ini tidak inert,
dan kereaktifannya terhadap bahan yang disterilkan harus dipertimbangkan misalnya
thiamin, riboflavin, dan streptomisin kehilangan protein ketika disterilkan
dengan etilen oksida.
Etilen oksida bereaksi sebagai bakterisida dengan alkalis
asam amino, hidroksi atau gugus sulfur dari enzim seluler atau protein.
Beberapa lembab dibutuhkan untuk etilen oksida berpenetrasi dan menghancurkan
sel. Kelembaban rendah misalnya minimal 20%, angka kematian
tidak logaritmik (tidak nyata). Tetapi mikroorganisme muncul peningkatan
resistensinya dengan penurunan kelembaban. Dalam prakteknya, kelembaban dalam
chamber pensteril ditingkatkan dari 50-60% dan dipegang untuk suatu waktu pada
permukaan dan kelembaban membran sel sebelum penggunaan etilen oksida.
Etilen oksida bersifat eksplosif ketika dicampur dengan
udara. Penghilangan sifat eksplosif dengan menggunakan campuran etilen oksida
dan karbondioksida. Seperti Carboxide, Oxyfume 20, campuran etilen oksida
dengan hidrokarbon terflouronasi seperti Storoxide 12. keduanya diluent inert
yang mempunyai tekanan uap yang tinggi dan bereaksi sebagai pembakar etilen
oksida keluar dari silinder masuk ke dalam chamber steril. Komponen
terfloronasi mempunyai keuntungan over karbondioksida yang disimpan dalam wadah
yang ringan dan campuran mengizinkan tekanan parsial tinggi dari etilen oksida
pada chamber pensteril pada tekanan total yang sama.
Sterilisasi gas berjalan lambat waktu sterilisasi
tergantung pada keberadaan kontaminasi kelembaban, temperatur dan konsentrasi
etilen oksida. Konsentrasi minimum etilen oksida dalam 450 mg/L, 271 Psi,
konsentrasi ini 85°C dan 50% kelembaban relativ dibutuhkan 4-5 jam pemaparan.
Di bawah kondisi sama 1000 mg/L membutuhkan sterilisasi 2-3 jam. Dalam partikel
6 jam pemaparan etilen oksida digunakan untuk menyiapkan tepi yang aman dan
memperbolehkan waktu untuk penetrasi gas ke dalam bahan sterilisasi. Sisa gas
dihilangkan dengan terminal vakum dilanjutkan oleh pembersihan udara yang
difiltrasi. Cara ini digunakan untuk mensterilkan obat serbuk seperti
penisilin, juga telah digunakan untuk sterilisasi benang, plastik tube. Penggunaan
etilen oksida untuk sterilisasi akhir peralatan parenteral tertentu seperti
kertas karf dan lapisan tipis polietilen. Semprot aerosol etilen oksida telah
digunakan untuk mensterilkan daerah sempit dimana dilakukan teknik aseptis.
Gas yang biasa digunakan adalah etilen oksida dalam
bentuk murni atau campuran dengan gas inert lainnya. Gas ini sangat mudah
menguap dan sangat mudah terbakar. Merupakan agen alkilasi yang menyebabkan
dekstruksi mikroorganisme termasuk sel-sel spora dan vegetatif. Sterilisasi
dilakukan dalam ruang/chamber sterilisasi.
Sterilisasi menghasilkan bahan toksik seperti etilen
klorohidrin yang menghasilkan ion klorida dalam bahan-bahan. Digunakan untuk
sterilisasi ala-alat medis dan baju-baju medis, bahan-bahan seperti pipet
sekali pakai dan cawan petri yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.
Residu etilen oksida adalah bahan yang toksik yang harus dihilangkan dari bahan
–bahan yang disterilkan setelah proses sterilisasi, yang dapat dilakukan dengan
mengubah suhu lebih tinggi dari suhu kamar. Juga perlu dilakukan perlindungan
terhadap personil dari efek berbahaya gas ini.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk
kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan distribusi gas dalam chamber
pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung pada adanya kelembaban, gas dan
suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan pengemas, pada pengemas
pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain khusus pada bahan
pengemas.
Mekanisme
aksi etilen oksida
Etilen oksida dianggap menghasilkan efek letal terhadap
mikroorganisme dengan mengalkilasi metabolit esensial yang terutama
mempengaruhi proses reproduksi. Alkilasi ini barangkali terjadi dengan
menghilangkan hidrogen aktif pada gugus sulfhidril, amina, karboksil atau hidroksil
dengan suatu radikal hidroksi etil metabolit yang tidak diubah dengan tidak
tersedia bagi mikroorganisme sehingga mikroorganisme ini mati tanpa reproduksi.
E.
Sterilisasi Secara Mekanik
Filter Bakteri
Cara
kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini
menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan
mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui
penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme
untuk dapat melaluinya.
Cara
sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang
tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi
lain. Teknologi tinggi membran filtrasi meningkatkan penggunaan sterilisasi
filtrasi, khusunya jika digunakan berpasangan dengan sistem proses aseptik.
Keefektifan
sterilisasi filtrasi dapat merupakan fungsi magnitude dari beban
mikroorganisme, selama tersumbat pada penyaring dapt terjadi pada konsentrasi
yang tinggi dari mikroorganisme. Tekanan, laju aliran, dan karakteristik dari
peenyaring adalah parameter yang harus dikontrol untuk mencapai sterilisasi
pada produk yang dapat diprediksi dan reproduksibel. Ukuran nominal pori
penyaring 0,2 μm atau kurang dan penyaring dibuat dari berbagai jenis bahan
seperti selulosa asetat, selulosa nitrat, florokarbonat, polimer akrilik,
polikarbonat, poliester, polivinil klorida, vinil, nilon, politef, dan berbagai
tipe bahan lain termasuk memban logam.
Larutan dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan
spora bakteri dengan melalui filter bakteri, filter bakteri tidak membebaskan
larutan dari virus. Bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah dan adanya
virus, secara prinsip oleh adsorbsi pada dinding filter dan penghilangan
partikel besar dari bahan yang mengandung virus.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan
farmasetik atau bahan biologi yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda
dengan metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas
bakteri. Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptik yang
benar. Sediaan obat yang disterilkan dengan metode ini dibutuhkan yang
mengandung bahan, bakteristatik, kecuali dinyatakan lain. Larutan yang
ditujukan untuk injeksi intratekal atau merupakan larutan dosis tunggal
intravena dengan volume lebih dari 15 ml, tidak boleh ditambahkan bahan
bakterisida. Paraffin cair dan minyak lain, tidak disterilkan dengan metode ini
karena dapat meningkatkan permeabilitas dari filter bakteri. Untuk membuat
larutan bebas dari bakteri dan steril, filter dengan berbagai tipe digunakan.
Tipe ini termasuk filter yang terbuat dari silikon murni (diatomaccus atau
klesegurh), porcelin, asbes dan gelas fritled. Karena alat-alat ini mudah
dibersihkan filter seitz yang menggunakan lapisan asbes dan filter-glass
mungkin lebih berguna untuk farmasis.
Filter dengan pori yang lebih kecil menghilangkan bakteri
tetapi beberapa filtrasi sangat lambat untuk tujuan praktis. Dengan
meningkatnya kekentalan dari lilin filter sangat menghasilkan filtrasi yang
efektif, tetapi kekurangannya adalah banyak dari bahan aktif larutan
dihilangkan oleh adsorbsi pada lilin. Bagaimanapun, dengan mengatur ukuran pori
dan kekentalan dari filter sampai optimum. Filter dapat menjadi sangat efisien
dan sangat cepat. Faktor lain dari filter bakteri yaitu keseimbangan permukaan
antara bahan dari filter dengan bakteri dari larutan, tekanan yang digunakan,
waktu filtrasi, muatan listrik dan filter, pH dari bahan yang disaring dan
absorpsi dari protein dan bahan lain.
Filter
seitz
Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang
dijepit pada dasar wadah besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah
lapisan filter dapat dibuang setelah digunakan dan untuk masalah ini pembersihannya
berkurang. Efisiensi dari filter ini tergantung pada pengembangan serat dan
lapisan filter oleh air. Karena larutan alkohol pekat tidak mengembang, filter
ini tidak digunakan untuk mensterilkan larutan yang mengandung alcohol dengan
jumlah besar. Filter ini mampu dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih
100 ml.
Kerugian pertama dari filter ini cenderung memberikan
komponen magnesium pada filtrat. Bahan alkalin ini dapat menyebabkan
pengendapan dari alkaloid bebas dari garamnya dan dapat menginaktifkan bahwa
yang sensitiv seperti insulin, ekstrak pituitary, epinefrin, dan apomorphin.
Hal ini dapat diatasi dengan perawatan pertama dengan filter dengan dibasahkan
dengan HCl dan kemudian dibilas dengan air.
Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat dari
lapisan filtrat, membuat larutan tidak cocok untuk injeksi. Ini dapat diatasi
dengan menempatkan ayakan dari nilon atau sutra, di bawah lapisan filter
sebelum menempatkan lapisan di dalam filter atau sebuah fritted glass dapat
ditempelkan pada saluran. Kedua untuk menghilangkan serat. Filter seitz juga
cenderung menghilangkan substrat dari filtrate dengan absorpsi.
Filter
Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny
mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer
dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas
dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan
dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
Filter
Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh
kandungan dalam serbuk, tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan
penggunaan panas untuk menempatkan ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas
dari filter berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah potongan
dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti corong
Buchner.
Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan
kalsium sulfat. Berkefeld disusun juga dari tanah silika murni. Masing-masing
filter bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas berdasarkan
permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.
Filter
Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap
semua larutan yang tidak menyerang silika. Karena masing-masing partikel
meliputi filter semata-mata bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil
partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.
Filter
Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori
porselen tak berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
C. Beberapa Alat yang Umum Dikenal dalam Melakukan Sterilisasi
a. Autoklaf
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang
digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap
bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15
menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi
inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk
membunuh endospora, yaitu sel
resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan,
kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan
pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut.
Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air
pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh
dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam
waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C.
b.
BAB
III
PROSEDUR KERJA
PROSEDUR KERJA
A. Alat
dan Bahan
Ø Desinfeksi Meja Kerja
Alat :
·
Alat
semprot
·
Buncen Burner
Bahan :
·
Alkohol
Ø Memindahkan biakan (streak)
Alat :
·
Buncen Burner
·
Jarum
Inokulum/Ose
·
Tabung
Reaksi
·
Rak
Tabung Reaksi
·
Cawan
Petri
·
Pipet
Filler
Bahan:
·
Kapas
·
Mikroorganisme
yang ingin diteliti
Ø Menuang Media
Alat :
·
Buncen Burner
·
Labu
Erlenmeyer
Bahan:
·
Kapas
·
Mikroorganisme
yang ingin diteliti
Ø Sterillisasi dengan Autoklaf
Alat :
·
Autoklaf
Bahan :
·
Kertas
·
Aluminium
Foil
·
Kapas
Ø Sterillisasi dengan cara penyaringan
Alat :
·
Alat
penyaring
Ø Tyndalisasi
Alat :
·
Labu
Erlenmeyer
·
Arnold
Steam Sterilizen atau dandang
Bahan
:
·
Kapas
·
Aluminium
foil
Ø Sterillisasi dengan udara panas
Alat :
·
Cawan
Petri
·
Pipet
ukur
·
Labu
Erlenmeyer
Bahan :
·
Kapas
·
Aluminium
foil
Ø Sterillisasi dengan Biological Safety Cabinet
Alat :
·
Biological Safety Cabinet
B. Cara
Kerja
Alat
Prosedur/ Teknik aseptis
Ø Desinfeksi Meja Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan dan yang
akan disterillisasikan.
2. Siapkan alkohol yang telah berada dalam botol
penyemprot
3. Semprotkan beberapa kali alkohol pada meja yang
merupakan tempat untuk meletakkan alat dan bahan sampai merata.
4. Dan semprotkan pada kedua tangan.
5. Letakkan alat dan bahan yang diperlukan ke atas meja yang
telah disemprotkan alkohol.
6. Semua alat dan bahan tersebut masing-masing semprotkan
dengan alkohol.
7. Letakkan pembakar spiritus yang menyala dan diamkan
beberapa saat.
8. Kemudian mulailah bekerja.
Ø Memindahkan biakan (streak)
1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
2. Bakar ujung ose dengan Bunsen hingga ujung ose
berwarna kemerah-merahan (membara).
3. Setelah dingin mulailah bekerja di dekat pembakar
spiritus yang menyala.
4. Bakar mulut tabung reaksi agar kontaminasi bakteri
mati.
5. Ambil satu ulasan (steak zag-zag)
6. Bakar ujung tabung reaksi lagi untuk menghilangkan
kontaminasi bakteri.
7. Tutup kedua tabung reaksi dengan kapas padat.
8. Bakar ose untuk membunih bakteri sisa.
Ø Sterillisasi dengan Autoklaf
1. Pastikan air dalam
autoklaf cukup (tinggi air ± 2 cm) di bawah dasar
keranjang) atau sebanyak 3-5 liter.
2. Aturlah alat-alat yang akan disterilkan ke
dalam keranjang autoklaf dalam posisi dimana kira-kira seluruh permukaan alat
dapat terjangkau oleh uap dalam autoklaf.
3. Tutuplah autoklaf dengan
erat, kemudian atur pengontrol waktu pada angka 20 (20 menit) dan pastikan
pengontrol exhaust dalam keadaan terbuka dan pengontrol drain dalam keadaan
tertutup.
4. Setelah uap naik, yaitu ditandai dengan
keluarnya uap dari selang pembuangan diiringi dengan bunyi mendesis, maka
tutuplah lubang exhaust.
5. Setelah autoklaf bekerja
selama ± 20 menit dan sudah
terdengar alarm tanda selesai, jangan langsung membuka tutup autoklaf. Tetapi
tunggu sampai penunjuk tekanan menunjuk pada angka 0.
Ø Sterillisasi dengan cara penyaringan
1.
Sterilkan
saringan (dapat menggunakan saringan Bekerfeld, Chamberland Zeitz), membran
penyaring (kertas saring) dan erlenmeyer penampung.
2.
Pasang
atau rakit alat-alat tersebut secara aseptis (sesuai gambar), lalu isi corong
dengan larutan yang akan disterilkan.
3.
Hubungkan
katup erlenmeyer dengan pompa vakum kemudian hidupkan pompa.
4.
Setelah
semua larutan melewati membran filter dan tertampung dierlenmeyer, maka larutan
dapat dipindahkan kedalam gelas penampung lain yang sudah steril dan tutup
dengan kapas atau aluminium foil yang steril
Ø Tyndalisasi
1.
Bahan dimasukkan kedalam erlenmeyer atau
botol dan ditutup rapat dengan sumbat atau aluminium foil.
2.
Erlenmeyer/botol lalu dimasukkan kedalam
alat sterilisasi (alat standar menggunakan Arnold Steam Sterilizen atau
dandang).
3.
Nyalakan sumber panas dan tunggu hingga
termometer menunjukkan suhu 1000C kemudian hitung waktu mundur
hingga 30 menit (uap panas yang terbentuk akan mematikan mikroba).
4.
Setelah selesai alat sterilisasi
dimatikan dan bahan yang steril dikeluarkan.
5.
Setelah 24 jam, bahan tersebut di
sterilkan lagi dengan cara yang sama, sedang waktu ini dimaksudkan untuk
memberi kesempatan spora atau sel vegetatif yang belum mati untuk tumbuh
sehingga mudah dibunuh
Ø Sterillisasi dengan udara panas
1. Bungkus alat-alat gelas dengan kertas aluminium foil
2. Atur pengaturan suhu oven menjadi 1800C dan
alat disterilkan selama 2-3 jam.
Ø Sterillisasi dengan Biological Safety Cabinet
1. Seka
permukaan laminar dengan alkohol 70%.
2. Letakkan alat dan bahan yang akan disterilkan
ke dalam laminar.
3. Tutup tirai serapat mungkin sampai dirasa
tidak akan ada cahaya yang keluar.
4. Nyalakan laminar (tombol UV) minimal 15 menit.
5. Matikan tombol UV bila sudah selesai.
6. Buka tirai dan nyalakan blower ketika akan
bekerja.
7. Bila
kurang terang, nyalakan tombol light.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
a.Autoklaf
Pada prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan dari uap air. Temperature sterilasi biasanya 121° C Sterilisasi Media Mmenggunakan Autoklaf Portable (Pemanasan menggunakan api) Isi panci luar dengan air, kalau dapat dengan aquadest untuk menghindarkan pengendapan Ca yang biasa terdapat pada air ledeng, sebanyak 1 liter untuk autoklaf kecil, dan 1.5 liter untuk autoklaf besar. Botol-botol media yang akan disterilkan, dimasukkan ke dalam panel-dalam. Susun botol-botol tersebut hingga mencapai permukaan panel. Atur posisi panci dengan memperhatikan alur tempat saluran uap yang terdapat pada tutup
Pada prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan dari uap air. Temperature sterilasi biasanya 121° C Sterilisasi Media Mmenggunakan Autoklaf Portable (Pemanasan menggunakan api) Isi panci luar dengan air, kalau dapat dengan aquadest untuk menghindarkan pengendapan Ca yang biasa terdapat pada air ledeng, sebanyak 1 liter untuk autoklaf kecil, dan 1.5 liter untuk autoklaf besar. Botol-botol media yang akan disterilkan, dimasukkan ke dalam panel-dalam. Susun botol-botol tersebut hingga mencapai permukaan panel. Atur posisi panci dengan memperhatikan alur tempat saluran uap yang terdapat pada tutup
dan
lingkaran permukaan panci-luar . Tutup
dengan erat. (kencangkan pengunci tanpa menggunakan alat) Biarkan
katup pengeluaran uap dalam keadaan terbuka. Letakkan
autoklaf di atas kompor gas atau pembakar Bunsen. Panaskan sampai air dalam autoklaf
mendidih dan uap mulai keluar dari katup pengeluaran uap. Biarkan uap keluar selama 5 menit
(minimum), untuk mengeluarkan udara mengeluarkan udara
yang terperangkap dalam autoclave. Tutup
katup pengeluaran uap. Amati kenaikan
temperature dan tekanan. Setelah
tekanan mencapai 15 psi, api kompor dikecilkan. Jaga
keadaan tekanan 15 psi ini dengan mengatur besar kecilnya api kompor secara
manual. Selama sterilisasi, jangan meninggalkan autoklaf dan mengerjakan hal
lain diruang lain, karena tekanan dapat meningkat sampai melewati batas.
Keadaan ini berbahaya dan dapat
menyebabkan kerusakan alat. Setelah
waktu sterilisasi tercapai, matikan api kompor.
Uap dikeluarkan sedikit-sedikit dengan mengatur katup pengeluaran uap (buka sedikit-sedikit). Jangan sekali-kali membuka katup dan membiarkan uap keluar sekaligus. Keadaan ini menyebabkan media atau air bubble up
Uap dikeluarkan sedikit-sedikit dengan mengatur katup pengeluaran uap (buka sedikit-sedikit). Jangan sekali-kali membuka katup dan membiarkan uap keluar sekaligus. Keadaan ini menyebabkan media atau air bubble up
Setelah
tekanan turun sampai 0, buka pengunci dan keluarkan panci yang
berisimedia.(http://www.marnala.co.cc/2009/07/sterilisasi-media-dan-alat.html/
04 Oktober 2009, 12:08:30) Yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya jangan
diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan
meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta
dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium
yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah
sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat
tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah
dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994). penutupan
harus benar-benar rapat agar uap air yang bertekanan masuk kedalam atau
mereduksi ke alat.(http://farmasiq.blogspot.com/2008/12/pengenalan-alat-dan sterilisasi.html/26 September 2009,
10:60:13.
b.Oven
Oven adalah alat sterilisasi kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.Biasanya untuk pensterilan digunakan temperature 170°C - 180°C selama 2 jam.(http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html/26 September 2009, 10:51:55) Dalam praktikum kali ini oven tidak digunakan sebagai alat pensterilan tetapi hanya sebagai pengering alat yang akan disterilkan dalam autoclave.
Oven adalah alat sterilisasi kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.Biasanya untuk pensterilan digunakan temperature 170°C - 180°C selama 2 jam.(http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html/26 September 2009, 10:51:55) Dalam praktikum kali ini oven tidak digunakan sebagai alat pensterilan tetapi hanya sebagai pengering alat yang akan disterilkan dalam autoclave.
c.Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Jadi dalam melakukan praktikum mikrobiologi bahan atau peralatan yang digunakan dalam praktikum harus dalam keadaan steril yang artinya pada bahan atau peralatan tersebut tidak terdapat mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang akan mengganggu atau tidak merusak.(Unus Suriawiria,1995).
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Jadi dalam melakukan praktikum mikrobiologi bahan atau peralatan yang digunakan dalam praktikum harus dalam keadaan steril yang artinya pada bahan atau peralatan tersebut tidak terdapat mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang akan mengganggu atau tidak merusak.(Unus Suriawiria,1995).
BAB
V
KESIMPULAN
Sterillisasi adalh proses pembebasan alat atau bahan
dari berbagai mikroorganisme untuk menghindari adanya kontaminasi dengan
bakteri. Sterillisasi sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil percobaan yang
optimal, benar dan memuaskan. Dalam melakukan sterillisasi alat yang biasa
digunakan adalah autoklaf.
Sebelum
melakukan strilisasai yang paling awal dilakukan adalah membungkus peralatan
yang akan disterillisasikan dengan kertas dan untuk wadah tabung reaksi, labu
erlenmeyer tutup permukan wadah dengan kapas padat dan dilapisi aluminium foil.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kontaminasi bakteri. Selain itu masih
banyak lagi alat yang digunakan dalam
praktikum
sterilisasi secara fisik dengan menggunakan autoclave dengan prinsipnya
sterilisasi dengan pemanasan menggunakan uap air panas bertekanan.
Metode sterilisasi
yaitu :
1. Metode
Fisika
a. Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan
mengalami dehidrasi sampai kering. Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari
udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.
- Udara panas oven
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat bedah,
minyak lemak, parafin, petrolatum, serbuk stabil seperti talk, kaolin, ZnO.
Suhu sterilisasi yang digunakan adalah 170oC selama 1 jam,
160oC selama 2 jam, 150oC selam 3 jam.
- Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen,
tidak cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata. Suhu yang
digunakan 500-600oC dalam waktu beberapa detik, untuk alat logam
sampai berpijar.
- Minyak dan penangas lain
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai
lubrikan menjaga ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam ampul. Bahan atau
alat dicelupkan dalam penangas dicelupkan dalam penangas yang berisi minyak
mineral pada suhu 160oC. Larutan natrium atau amonium klorida
jenuh dapat digunakan pula sebagai pengganti minyak mineral.
b. Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau
denaturasi protein penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba.
- Uap bertekanan (autoklaf)
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk
diinjeksikan ke dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan
untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit. Uap jenuh pada
suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif
mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat
menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.
- Pemanasan dengan bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi
obat yang tidak stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan
obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau
intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah
bersegel pada suhu 100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap
atau penangas air. Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol; 0,5% klorobutanol;
0,002 % fenil merkuri nitrat; 0,2% klorokresol.
- Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan
dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi
tidak sporanya.
c. Cara bukan panas
Sterilisasi dengan radiasi
Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan
langsung mengenai DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan
untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada
dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x,
sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β).
2. Metode
Kimia
a. Menggunakan bahan kimia
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol
70%, fenol 5%.
b. Sterilisasi gas
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas
atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida,
beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan
yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik. Aksi antimikrobialnya
adalah gas etilen oksida mengadisi gugus –SH, -OH, -COOH,-NH2 dari
protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga protein mengalami kerusakan dan
mikroba mati.
3. Metode
mekanik
Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini
menggunakan filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba
hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya.
Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik dalam melakukan metode ini.
Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat bebas dari bakteri tetapi
tidak bebas dari virus
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2073865-teknik-sterilisasi-mikroba/#ixzz1uu0zU3nW
diakses 15 Mei 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Autoklaf
diakses 15 Mei 2012
0 comments:
Post a Comment