BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kemajuan
teknologi tidak sepenuhnya menimbulkan dampak negatif bagi generasi ini. Media
seringkali cenderung membahas tentang dampak negatif dari kemajuan teknologi
seperti internet, handphone, televisi dll. Padahal di sisi lain
penemuan-penemuan besar tersebut akan sangat berguna bagi kita. Bahkan dengan
adanya para penemu-penemu tersebut, sekarang kita dapat mengetahui berbagai
informasi yang tidak dapat kita peroleh diperkuliahan melalui internet. Tidak
hanya itu, karena perkembangan teknologi yang begitu pesat, kini bidang
kesehatan pun mendapatkan berbagai keuntungan yang tentunya berguna untuk
meningkatkan kesehatan semua orang. Contoh konkretnya seperti adanya
mikropipet, colony counter, inclubator, autoklaf elektrik, dan
lain-lain. Alat-alat tersebut dapat kita jumpai dalam laboratorium.
Laboratorium
merupakan tempat melakukan penelitian dan berbagai percobaan. Dalam penggunaan
alat-alat dalam laboratorium tidaklah semudah mempergunakan peralatan rumah
tangga, walaupun keduanya memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda. Jika tidak
berhati-hati dalam penggunaannya, peralatan laboratorium dapat rusak, hasil
penelitian gagal atau kurang memuaskan dan bahakan dapat menyebabkan dampak
negatif pada keselamatan diri kita sendiri. Alat-alat dalam laboratorium perlu
kita rawat dan diperhatikan karena akan sangat berguna. Setiap alat memiliki
fungsi dan prosedur kerja yang berbeda-beda oleh karena itu penting bagi kita
untuk mengenal prosedur kerja setiap alat dan kegunannya masing-masing.
B. Tujuan
Membuat
mahasiswa mengenal dan mengetahui fungsi dari tiap-tiap alat serta memberikan pengetahuan kepada
mahasiswa tentang prosedur penggunaan masing-masing
alat.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan
memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain
untuk menghindari kecelakaan dan bahaya,
dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum sangat
mempengaruhi hasil praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakkan didalam
wadah, bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya disimpan dalam
sebuah lemari asam (Neilands, 1990).
Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui
alat-alat yang ada dilaboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan
adanya ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran dan perhitungan (Ibnu,
1976).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi
para pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan
kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam
laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan
seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani, 1990).
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan
beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui
agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam
suatu laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja,
pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi
diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada
dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari praktikum
pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas yang sering
digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2000).
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang
harus dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat,
fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum
yang akan dilakukan berjalan dengan baik (Setiawati, 2002).
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap
alat-alat yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang
berbeda, ada yang terbuat dari gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan
lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang
tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan terhadap panas, dan ada
yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan
bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored, 2000).
Kebersihan alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian
praktikan dalam melakukan pengukuran atau perhitungan yang dilakukan.
Penggunaan alat-alat dalam laboraturium diharapkan dalam keadaan steril.
Penggunaan alat-alat yang tidak steril dapat menyebabkan kegagalan pada
pratikum yang dilakukan (Sudarmadji, 2005).
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat,
mengetahui nama-namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat
tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda
satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik.
Kebanyakan peralatan untuk percobaan–percobaan di dalam
laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah
siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala
diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus
sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2000).
BAB
III
PROSEDUR KERJA
PROSEDUR KERJA
A. Alat
dan Bahan
Alat-alat Elektrik:
·
Mikroskop
Cahaya
·
Mikroskop
Stereo
·
Autoklaf
Elektrik
·
Inclubator
·
Hot Plate & Stirrer
·
Colony Counter
·
Biological Safety Cabinet
·
Mikropipet
Alat-alat gelas dan keramik
·
Cawan
Petri
·
Pipet
Ukur
·
Pipet
Tetes
·
Tabung
Reaksi
·
Labu
Erlenmeyer
·
Glass Beads
·
Mortar & Pestle
·
Beaker Glass
·
Buncen Burner
·
Gelas
Ukur
·
Batang L/
Drugalsky
·
Tabung
Durham
Alat non gelas
·
Jarum
Inokulum/ Ose
·
Pinset
·
Rubber Bulb
·
pH Meter
Universal
B. Cara
Kerja
1) Mikroskop
Cahaya (Brightfield Microscope)
Salah
satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan
mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih
kecil dari 0,1 mm. berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian-bagiandan
spesifikasi mikroskop cahaya merk OlympusCH20 yang dimiliki
Laboratorium
Mikrobiologi.
Bagian-bagian Mikroskop:
1) Eyepiece / oculars (lensa okuler)
Untuk memperbesar bayangan yang dibentuk lensa
objektif
2) Revolving nosepiece (pemutar lensa objektif)
Untuk memutar objektif sehingga mengubah perbesaran
3) Observation tube (tabung pengamatan/ tabung
okuler)
4) Stage (meja benda)
Spesimen diletakkan di sini
5) Condenser (condenser)
Untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa
objektif
6) Objective lense (lensa objektif)
Memperbesar spesimen
7) Brightness adjustment knob (pengatur kekuatan
lampu)
Untuk memperbesar dan memperkecil cahaya lampu
8) Main switch (tombol on-off)
9) Diopter adjustmet ring (cincin pengatur
diopter)
Untuk menyamakan focus antara mata kanan dan kiri
10) Interpupillar distance adjustment knob (pengatur jarak interpupillar)
11) Specimen holder (penjepit spesimen)
12) Illuminator (sumber cahaya)
13) Vertical feed knob (sekrup pengatur vertikal)
Untuk menaikkan atau menurunkan object glass
14) Horizontal feed knob (sekrup pengatur
horizontal)
Untuk menggeser ke kanan / kiri objek glas
15) Coarse focus knob (sekrup fokus kasar)
Menaik turunkan meja benda (untuk mencari fokus)
secara kasar dan cepat
16) Fine focus knob (sekrup fokus halus)
Menaik turunkan meja benda secara halus dan lambat
17) Observation tube securing knob (sekrup
pengencang tabung okuler)
18) Condenser adjustment knob (sekrup pengatur
kondenser)
Untuk menaik-turunkan kondenser
Prosedur Operasi
1.
Menyalakan lampu
a. tekan
tombol on (8)
b. atur
kekuatan lampu dengan memutar bagian (7)
2.
Menempatkan spesimen pada meja benda
a.
Letakan objek glas diatas meja benda (4) kemudian jepit dengan (11). Jika meja benda
belum turun, diturunkan dengan sekrup kasar
(15)
b.Cari
bagian dari objek glas yang terdapat preparat ulas (dicari dan diperkirakan
memiliki gambar yang jelas)
dengan memutar sekrup vertikal dan horizontal (13) dan (14)
3.
Memfokuskan
a. Putar Revolving nosepiece (2) pada perbesaran objektif 4x lalu
putar sekrup kasar (15) sehingga meja
benda bergerak ke atas untuk mencari fokus
b.Setelah fokus perbesaran 4 x 10 didapatkan, maka putar (2) pada perbesaran
selanjutnya yaitu perbesaran objektif
10x. kemudian putar sekrup halus (16) untuk mendapatkan fokusnya
c.
Lakukan hal yang sama jika menggunakan perbesaran yang lebih tinggi
2) Mikroskop
stereo (Zoom Stereo Microscope)
Mikroskop
ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu
besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan untuk
mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur. Berikut merupakan uraian
tentang mikroskop stereo yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi yaitu Zoom
Stereo Microscope, Olimpus SZ3060.
1. Oculars eyepiece (lensa okuler)
2. Diopter adjustment ring (cincin pengatur
diopter)
3. Zoom control knob (sekrup pengatur
pembesaran)
4. Focusing knob (sekrup pengatur fokus)
5. Stage plate (pelat tempat specimen
diletakkan)
6. Stage clip (penjepit spesimen / preparat)
Prosedur operasi
1.
Letakkan spesimen / preparat di stage plate (5), jepit jika perlu
2. Atur
perbesaran pada perbesaran terkecil dengan memutar Zoom Control Knob (3)
kemudian dicari fokusnya dengan memutar Focusing
Knob (4)
3. Jika
ingin mendapatkan bayangan yang lebih besar, putar Zoom Control Knob (3)
ke perbesaran yang lebih tinggi
kemudian dicari fokusnya
3) Autoklaf
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.
Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu
121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan
benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang
dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
Cara Penggunaan :
1.
Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air
kurang dari batas yang ditentukan,
maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari
terbentuknya kerak dan karat.
2.
Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka
tutup harus dikendorkan.
3. Tutup
autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep
pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan
waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
5. Tunggu
hingga air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman.
Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan), tunggu
sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika
alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun
hingga sama dengan tekanan udara di
lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian
klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
4) Inkubator
Inkubator
adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol.
Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk
inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC..
5) Hot
Plate Stirred dan Stirre Bar
Hot plate
stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu
larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat
dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan
bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya
mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600
rpm dan dapat
dipanaskan sampai 425oC.
6) Colony
Counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni
yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar.
Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna
untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah
koloni
pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.
7) Biological Safety Cabinet
Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut
Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis
karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga
menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Prosedur
penggunaan BSC seri 36212, Purifier™ Biological Safety Cabinet dari LABCONCO
yang dimiliki laboratorium mikrobiologi adalah sebagai berikut:
1.
Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai bekerja
2.
Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah
3.
Nyalakan lampu neon dan blower
4.
Biarkan selama 5 menit
5. Cuci
tangan dan lengan dengan sabun gemisidal / alkohol 70 %
6. Usap
permukaan interior BSC dengan alkohol 70 % atau desinfektan yang cocok dan biarkan menguap
7. Masukkan
alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload) karena memperbesar resiko kontaminan
8. Atur
alat dan bahan yang telah dimasukan ke BSC sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang
benar-benar steril
9. Jangan
menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi gunakan yang berbahan
bakar gas.
10. Kerja
secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja
11.
setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari BSC
12. Usap
permukaan interior BSC dengan alkohol 70 % dan biarkan menguap lalu tangan dibasuh dengan desinfektan
13.
Matikan lampu neon dan blower
8) Mikropipet
(Micropippete) dan Tip
Mikropipet
adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya
kurang dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya
mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette)
antara 1μl sampai 20 μl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya
tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 μl. dalam
penggunaannya, mukropipet memerlukan tip. Mikropipet tip
Cara
Penggunaan :
1.
Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet.
2.
Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
3. Tekan
Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi.
4.
Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
5. Tahan
pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip.
6.
Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7. Tekan
Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari
ujung tip.
8. Jika
ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau
menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong
tip keluar.
9) Cawan Petri (Petri Dish)
Cawan
petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat
dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan
petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa
berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan
berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
10) Pipet Ukur (Measuring Pippete)
Pipet
ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.
Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet
berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan
pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume
yang dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala
harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan
tekanan filler dengan udara sekitar.
11) Pipet tetes (Pasteur Pippete)
Fungsinya
sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Salah
satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH media, penambahan
reagen ada uji biokimia, dll.
12) Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)
Di dalam
mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung
reaksi dapat diisi media padat maupuncair. Tutup tabung reaksi dapat berupa
kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut
fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants
agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media
yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak
terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alas an efisiensi,
media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung.
13) Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
Berfungsi
untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat
digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung
akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan
berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml,
250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.
14) Gelas ukur (Graduated Cylinder)
Berguna
untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur
memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur
volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus
cekung larutan.
15) Batang L (L Rod)
Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan agar supaya
bakteri yang tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga
disebut spreader.
16) Mortar dan Pestle
Mortar
dan penumbuk (pastle) digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan materi
cuplikan, misal daging, roti atau tanah sebelum diproses lebih lanjut.
17) Beaker Glass
Beaker
glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi, dapat
digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades dll..
18) Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)
Salah
satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar
bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi
dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara
tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling
cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).
Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.
19) Glass Beads
Glass
Beads adalah manik-manik gelas kecil yang digunakan untuk meratakan suspensi
biakan dengan menyebarkan beberapa butir di atas permukaan agar dan digoyang
merata. Glass beads digunakan pada teknik spread plate yang fungsinya sama
dengan batang L atau Spreader.
20) Tabung Durham
Tabung
durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan
berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada
bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus
terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).
21) Jarum Inokulum
Jarum
inokulum berfungsi untuk memindahkan biakanuntuk ditanam/ditumbuhkan ke media
baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum
sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk
lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang
berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop
cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle
cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating).
Jarum inokulum ini akan sangat bermanfaat saat membelah agar untuk preprasi
Heinrich’s Slide Culture.
22) Pinset
Pinset
memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan menjepit
misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.
23) pH Indikator Universal
berguna
untuk mengukur/mengetahui pH suatu larutan. Hal ini sangat penting dalam
pembuatan media karena pH pada media berpengaruh terhadap petumbuhan mikroba.
Kertas pH indikator dicelupkan sampai tidak ada perubahan warna kemudian strip
warna dicocokkan dengan skala warna acuan.
24) Pipet Filler / Rubber Bulb
Filler
adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur.
Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler
memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang
bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction)
merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke
atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet
ukur.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
NAMA ALAT
|
FUNGSI
|
GAMBAR
|
Mikroskop
Cahaya (Brightfield Microscope)
|
Untuk melihat mikroorganisme yang kasat mata
|
|
Autoklaf (Autoclafe)
|
Untuk mensterilkan alat dan bahan dari segala kehidupan
|
|
Inkubator (Incubator)
|
Untuk menginklubasi mikroba pada suhu tertentu
|
|
Hot Plate Stirre dan
Stirre Bar
|
Untuk menghomogenkan suatu larutan
|
|
Colony Counter
|
Untuk mehitung jumbah koloni bakteri
|
|
Biological Safety Cabinet
|
Untuk tempat bekerja secara antiseptis dengan penyaring udara sehingga
tetap steril
|
|
Mikropipet (Micropippate) dan tip
|
Untuk memindahkan bairan dengan volume yang terkontrol
|
|
Cawan Petri (Petri Dish)
|
Untuk mengembangbiakkan mikoorganisme
|
|
Pipet tetes (Pasteur
Pippete)
|
Untuk memindahkan larutan dengan volume yang tidak diketahui
|
|
Tabung Reaksi (Reaction Tube)
|
Untuk uji biokimia dan menumbuhkan mikroba
|
|
Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
|
Untuk menambung bahan atau cairan
dan untuk mengomogenkan mikroba dalam kultur cairan
|
|
Mortar dan Pestle
|
Untuk menumbuk atau menghaluskan materi
|
|
Gelas Ukur (Graduated Cylinder)
|
Untuk mengukur volume cairan
|
|
Beaker Glass
|
Untuk menampung media dan dapat juga untuk mengukur volume larutan
|
|
Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)
|
Untuk menciptakan kondisi steril dengan pembakaran
|
|
Tabung Durham
|
Untuk menumpung/menjebak gas dari metabolism bakteri yang diujikan
|
|
Pinset
|
Untuk mengambil materi dengan cara menjepit
|
|
Jarum Inokulum
|
Untuk memindahkan biakan ke media baru
|
|
Pipet Filler / Rubber Buld
|
Untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur
|
|
Batang Pengaduk
|
Untuk mengaduk larutan atau menghomogenkan larutan
|
|
Sendok
|
Untuk memindahkan atau mengambil materi kecil sepertu bubuk, NaCl,
dll.
|
|
Lemari Alat dan Bahan
|
Untuk menyimpan alat atau bahan yang harus disusun teratur
|
BAB
V
KESIMPULAN
Laboratorium merupakan tempat untuk melakukankan
berbagai pengujian dan percobaan dengan alat dan bahan di dalamnya. Pentingnya
menjaga dan merawat berbagai peralatan dalam laboratorium merupakan tanggung
jawab para pemakainya. Setiap alat memiliki fungsi dan cara penggunaan yang
berbeda-beda. Oleh karena itu kita perlu mengenal setiap jenis alat, fungsinya
dan prosedur pengunaannya masing-masing.
Pembagian alat-alat dalam laboratorium antara lain:
·
Alat-alat
elektrik
·
Alat-alat
gelas dan keramik
·
Alat-alat
non gelas
Alat-alat elektrik biasanya merupakan alat-alat yang
menggunakan listrik atau membutuhkan aliran listrik untuk dapat menjalankan
fungsinya. Hasilnya akan lebih efisien atau tepat dibandingkan dengan alat
manual. Karena itulah alat elektrik lebih sering dipergunakan daripada alat
manual.
Dalam
melakukan uji atau percobaan perludilakukan dengan hati-hati dan teliti. Jika
tidak serius dan bermain-main maka hasil yang diperoleh tidak akan benar atau
tepat. Selain itu penting juga untuk menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
agar hasil percobaan tepat dan tidak merusak alat itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Ginting, Tjurmin. 2000. Penuntun
Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas Pertanian.
Ibnu. 1976. Analisa Kimia Kuantitatif.
Jakarta : Erlangga.
Imamkhasani. 2000. Biokimia. Nutrisi dan
Metabolisme.. Jakarta: UI Press
Khasani. 1990. Prosedur alat-alat
Kimia.Yogyakarta : liberty
Mored. 2000. Biokimia 2000. Jakarta : Erlangga.
Neilands. 1990. Analisa Kimia. Jakarta : Erlangga.
Setiawati. 2002. Biokimia I. Jogjakarta : Gajah Mada University Press.
Sudarmadji. 2005. Penuntun Dasar-Dasar
Kimia. Jakarta : Lepdikbud
Walton. 1998. Kamus Istilah Kimia
Analitik Indonesia. Pusat Pembinaan
Lantang, Daniel dan Dirk Runtuboi. 2010. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Jayapura : Universitas Cenderawasih
0 comments:
Post a Comment