Powered by Blogger.
RSS

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
         Kemajuan teknologi tidak sepenuhnya menimbulkan dampak negatif bagi generasi ini. Media seringkali cenderung membahas tentang dampak negatif dari kemajuan teknologi seperti internet, handphone, televisi dll. Padahal di sisi lain penemuan-penemuan besar tersebut akan sangat berguna bagi kita. Bahkan dengan adanya para penemu-penemu tersebut, sekarang kita dapat mengetahui berbagai informasi yang tidak dapat kita peroleh diperkuliahan melalui internet. Tidak hanya itu, karena perkembangan teknologi yang begitu pesat, kini bidang kesehatan pun mendapatkan berbagai keuntungan yang tentunya berguna untuk meningkatkan kesehatan semua orang. Contoh konkretnya seperti adanya mikropipet, colony counter, inclubator, autoklaf elektrik, dan lain-lain. Alat-alat tersebut dapat kita jumpai dalam laboratorium.
         Laboratorium merupakan tempat melakukan penelitian dan berbagai percobaan. Dalam penggunaan alat-alat dalam laboratorium tidaklah semudah mempergunakan peralatan rumah tangga, walaupun keduanya memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda. Jika tidak berhati-hati dalam penggunaannya, peralatan laboratorium dapat rusak, hasil penelitian gagal atau kurang memuaskan dan bahakan dapat menyebabkan dampak negatif pada keselamatan diri kita sendiri. Alat-alat dalam laboratorium perlu kita rawat dan diperhatikan karena akan sangat berguna. Setiap alat memiliki fungsi dan prosedur kerja yang berbeda-beda oleh karena itu penting bagi kita untuk mengenal prosedur kerja setiap alat dan kegunannya masing-masing.

B.     Tujuan
                       Membuat mahasiswa mengenal dan mengetahui fungsi dari tiap-tiap alat  serta memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang prosedur penggunaan masing-masing alat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

          Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya,
dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
            Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum sangat mempengaruhi hasil praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakkan didalam wadah, bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya disimpan dalam sebuah lemari asam (Neilands, 1990).
            Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang ada dilaboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran dan perhitungan (Ibnu, 1976).
            Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani, 1990).
            Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2000).
            Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan berjalan dengan baik (Setiawati, 2002).
            Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan terhadap panas, dan ada yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored, 2000).
            Kebersihan alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran atau perhitungan yang dilakukan. Penggunaan alat-alat dalam laboraturium diharapkan dalam keadaan steril. Penggunaan alat-alat yang tidak steril dapat menyebabkan kegagalan pada pratikum yang dilakukan (Sudarmadji, 2005).
            Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik.
            Kebanyakan peralatan untuk percobaan–percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2000).




BAB III
PROSEDUR KERJA
A.    Alat dan Bahan
Alat-alat Elektrik:
·         Mikroskop Cahaya
·         Mikroskop Stereo
·         Autoklaf Elektrik
·         Inclubator
·         Hot Plate & Stirrer
·         Colony Counter
·         Biological Safety Cabinet
·         Mikropipet

Alat-alat gelas dan keramik
·         Cawan Petri
·         Pipet Ukur
·         Pipet Tetes
·         Tabung Reaksi
·         Labu Erlenmeyer
·         Glass Beads
·         Mortar & Pestle
·         Beaker Glass
·         Buncen Burner
·         Gelas Ukur
·         Batang L/ Drugalsky
·         Tabung Durham
                 
Alat non gelas
·         Jarum Inokulum/ Ose
·         Pinset
·         Rubber Bulb
·         pH Meter Universal
                       

B.     Cara Kerja
1)      Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm. berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian-bagiandan spesifikasi mikroskop cahaya merk OlympusCH20 yang dimiliki
Laboratorium Mikrobiologi.

Bagian-bagian Mikroskop:
1)      Eyepiece / oculars (lensa okuler)
Untuk memperbesar bayangan yang dibentuk lensa objektif
2)      Revolving nosepiece (pemutar lensa objektif)
Untuk memutar objektif sehingga mengubah perbesaran
3)      Observation tube (tabung pengamatan/ tabung okuler)
4)      Stage (meja benda)
Spesimen diletakkan di sini
5)      Condenser (condenser)
Untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa objektif
6)      Objective lense (lensa objektif)
Memperbesar spesimen
7)      Brightness adjustment knob (pengatur kekuatan lampu)
Untuk memperbesar dan memperkecil cahaya lampu
8)      Main switch (tombol on-off)
9)      Diopter adjustmet ring (cincin pengatur diopter)
Untuk menyamakan focus antara mata kanan dan kiri
10)  Interpupillar distance adjustment knob (pengatur jarak interpupillar)
11)  Specimen holder (penjepit spesimen)
12)  Illuminator (sumber cahaya)
13)  Vertical feed knob (sekrup pengatur vertikal)
Untuk menaikkan atau menurunkan object glass
14)  Horizontal feed knob (sekrup pengatur horizontal)
Untuk menggeser ke kanan / kiri objek glas
15)  Coarse focus knob (sekrup fokus kasar)
Menaik turunkan meja benda (untuk mencari fokus) secara kasar dan cepat
16)  Fine focus knob (sekrup fokus halus)
Menaik turunkan meja benda secara halus dan lambat
17)  Observation tube securing knob (sekrup pengencang tabung okuler)
18)  Condenser adjustment knob (sekrup pengatur kondenser)
Untuk menaik-turunkan kondenser

Prosedur Operasi
1. Menyalakan lampu
a. tekan tombol on (8)
b. atur kekuatan lampu dengan memutar bagian (7)
2. Menempatkan spesimen pada meja benda
a. Letakan objek glas diatas meja benda (4) kemudian jepit dengan (11). Jika meja benda      belum turun, diturunkan dengan sekrup kasar (15)
b.Cari bagian dari objek glas yang terdapat preparat ulas (dicari dan diperkirakan
   memiliki gambar yang jelas) dengan memutar sekrup vertikal dan horizontal (13) dan       (14)
3. Memfokuskan
a. Putar Revolving nosepiece (2) pada perbesaran objektif 4x lalu putar sekrup kasar (15)     sehingga meja benda bergerak ke atas untuk mencari fokus
b.Setelah fokus perbesaran 4 x 10 didapatkan, maka putar (2) pada perbesaran selanjutnya yaitu perbesaran objektif 10x. kemudian putar sekrup halus (16) untuk mendapatkan fokusnya
c. Lakukan hal yang sama jika menggunakan perbesaran yang lebih tinggi



2)      Mikroskop stereo (Zoom Stereo Microscope)
Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan untuk mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur. Berikut merupakan uraian tentang mikroskop stereo yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi yaitu Zoom Stereo Microscope, Olimpus SZ3060.
1. Oculars eyepiece (lensa okuler)
2. Diopter adjustment ring (cincin pengatur diopter)
3. Zoom control knob (sekrup pengatur pembesaran)
4. Focusing knob (sekrup pengatur fokus)
5. Stage plate (pelat tempat specimen diletakkan)
6. Stage clip (penjepit spesimen / preparat)

Prosedur operasi
1. Letakkan spesimen / preparat di stage plate (5), jepit jika perlu
2. Atur perbesaran pada perbesaran terkecil dengan memutar Zoom Control Knob (3)   kemudian dicari fokusnya dengan memutar Focusing Knob (4)
3. Jika ingin mendapatkan bayangan yang lebih besar, putar Zoom Control Knob (3) ke            perbesaran yang lebih tinggi kemudian dicari fokusnya

3)      Autoklaf
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
Cara Penggunaan :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang       dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air           hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup harus     dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang         keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4.  Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
5. Tunggu hingga air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan            terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan),            tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga   sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan       hati-hati.

4)      Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC..

5)      Hot Plate Stirred dan Stirre Bar
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.

6)      Colony Counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah
koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.

7)      Biological Safety Cabinet
Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Prosedur penggunaan BSC seri 36212, Purifier™ Biological Safety Cabinet dari LABCONCO yang dimiliki laboratorium mikrobiologi adalah sebagai berikut:
1. Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai bekerja
2. Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah
3. Nyalakan lampu neon dan blower
4. Biarkan selama 5 menit
5. Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal / alkohol 70 %
6. Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70 % atau desinfektan yang cocok dan          biarkan menguap
7. Masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload) karena       memperbesar resiko kontaminan
8. Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke BSC sedemikian rupa sehingga efektif           dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril
9. Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi gunakan   yang berbahan bakar gas.
10. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas    kerja
11. setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari BSC
12. Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70 % dan biarkan menguap lalu tangan        dibasuh dengan desinfektan
13. Matikan lampu neon dan blower

8)       Mikropipet (Micropippete) dan Tip

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1μl sampai 20 μl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 μl. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip. Mikropipet tip
Cara Penggunaan :
1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet.
2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke    dalam lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka          cairan akan masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal    mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan         terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi     mendorong tip keluar.

9)      Cawan Petri (Petri Dish)
Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.

10)  Pipet Ukur (Measuring Pippete)
Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.

11)  Pipet tetes (Pasteur Pippete)
Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji biokimia, dll.

12)  Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupuncair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alas an efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung.


13)  Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.

14)  Gelas ukur (Graduated Cylinder)
Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.

15)  Batang L (L Rod)
Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan agar supaya bakteri yang tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga disebut spreader.

16)  Mortar dan Pestle
Mortar dan penumbuk (pastle) digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan materi cuplikan, misal daging, roti atau tanah sebelum diproses lebih lanjut.

17)  Beaker Glass
Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades dll..

18)  Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)
Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.

19)  Glass Beads
Glass Beads adalah manik-manik gelas kecil yang digunakan untuk meratakan suspensi biakan dengan menyebarkan beberapa butir di atas permukaan agar dan digoyang merata. Glass beads digunakan pada teknik spread plate yang fungsinya sama dengan batang L atau Spreader.

20)  Tabung Durham
Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).

21)  Jarum Inokulum
Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakanuntuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Jarum inokulum ini akan sangat bermanfaat saat membelah agar untuk preprasi Heinrich’s Slide Culture.       

22)   Pinset
Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.

23)  pH Indikator Universal
berguna untuk mengukur/mengetahui pH suatu larutan. Hal ini sangat penting dalam pembuatan media karena pH pada media berpengaruh terhadap petumbuhan mikroba. Kertas pH indikator dicelupkan sampai tidak ada perubahan warna kemudian strip warna dicocokkan dengan skala warna acuan.

24)  Pipet Filler / Rubber Bulb
Filler adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

NAMA ALAT
FUNGSI
GAMBAR


Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)



Untuk melihat mikroorganisme yang kasat mata



Autoklaf (Autoclafe)


Untuk mensterilkan alat dan bahan dari segala kehidupan



Inkubator (Incubator)


Untuk menginklubasi mikroba pada suhu tertentu



Hot Plate Stirre dan
Stirre Bar


Untuk menghomogenkan suatu larutan



Colony Counter



Untuk mehitung jumbah koloni bakteri




Biological Safety Cabinet



Untuk tempat bekerja secara antiseptis dengan penyaring udara sehingga tetap steril




Mikropipet (Micropippate) dan tip


Untuk memindahkan bairan dengan volume yang terkontrol



Cawan Petri (Petri Dish)


Untuk mengembangbiakkan mikoorganisme




Pipet tetes (Pasteur Pippete)



Untuk memindahkan larutan dengan volume yang tidak diketahui



Tabung Reaksi (Reaction Tube)



Untuk uji biokimia dan menumbuhkan mikroba



Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)


Untuk menambung bahan atau cairan  dan untuk mengomogenkan mikroba dalam kultur cairan



Mortar dan Pestle



Untuk menumbuk atau menghaluskan materi



Gelas Ukur (Graduated Cylinder)



Untuk mengukur volume cairan



Beaker Glass


Untuk menampung media dan dapat juga untuk mengukur volume larutan



Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)



Untuk menciptakan kondisi steril dengan pembakaran



Tabung Durham


Untuk menumpung/menjebak gas dari metabolism bakteri yang diujikan



Pinset





Untuk mengambil materi dengan cara menjepit



Jarum Inokulum


Untuk memindahkan biakan ke media baru




Pipet Filler / Rubber Buld


Untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur



Batang Pengaduk



Untuk mengaduk larutan atau menghomogenkan larutan



Sendok


Untuk memindahkan atau mengambil materi kecil sepertu bubuk, NaCl, dll.



Lemari Alat dan Bahan


Untuk menyimpan alat atau bahan yang harus disusun teratur




BAB V
KESIMPULAN


          Laboratorium merupakan tempat untuk melakukankan berbagai pengujian dan percobaan dengan alat dan bahan di dalamnya. Pentingnya menjaga dan merawat berbagai peralatan dalam laboratorium merupakan tanggung jawab para pemakainya. Setiap alat memiliki fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu kita perlu mengenal setiap jenis alat, fungsinya dan prosedur pengunaannya masing-masing.
Pembagian alat-alat dalam laboratorium antara lain:
·         Alat-alat elektrik
·         Alat-alat gelas dan keramik
·         Alat-alat non gelas
Alat-alat elektrik biasanya merupakan alat-alat yang menggunakan listrik atau membutuhkan aliran listrik untuk dapat menjalankan fungsinya. Hasilnya akan lebih efisien atau tepat dibandingkan dengan alat manual. Karena itulah alat elektrik lebih sering dipergunakan daripada alat manual.
            Dalam melakukan uji atau percobaan perludilakukan dengan hati-hati dan teliti. Jika tidak serius dan bermain-main maka hasil yang diperoleh tidak akan benar atau tepat. Selain itu penting juga untuk menggunakan alat sesuai dengan fungsinya agar hasil percobaan tepat dan tidak merusak alat itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA


Ginting, Tjurmin. 2000. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas Pertanian.

Ibnu. 1976. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

Imamkhasani. 2000. Biokimia. Nutrisi dan Metabolisme.. Jakarta: UI Press

Khasani. 1990. Prosedur alat-alat Kimia.Yogyakarta : liberty

Mored. 2000. Biokimia 2000. Jakarta : Erlangga.

Neilands. 1990. Analisa Kimia. Jakarta : Erlangga.

Setiawati. 2002. Biokimia I. Jogjakarta : Gajah Mada University Press.

Sudarmadji. 2005. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Jakarta : Lepdikbud

Walton. 1998. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Pusat Pembinaan

Pradhika, E. I. 2011.Mikrobiologi Dasar.(Online).( http://ekmon- saurus.blogspot.com/15 Mei 2012)

Lantang, Daniel dan Dirk Runtuboi. 2010. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Jayapura : Universitas Cenderawasih

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: