BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Promosi
Kesehatan adalah ilmu dan seni untuk membantu masyarakat mengubah gaya hidup
mereka menuju status kesehatan yang optimal. Kesehatan optimal didefinisikan
sebagai keseimbangan dari kesehatan fisik, emosional, sosial, spiritual dan
intelektual. Perubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui kombinasi upaya
untuk meningkatkan kesadaran, mengubah perilaku dan menciptakan lingkungan yang
mendukung praktek kesehatan yang baik. Dari ketiga hal tersebut, dukungan
lingkungan akan memberikan kemungkinan dampak terbesar dalam menghasilkan
perubahan pada akhirnya.
( Terjemahan : American Journal of Health
Promotion, 1989, 3, 3, 5)
1.
Sejarah Promosi Kesehatan
a.
Era propaganda dan Pendidikan
Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)
• Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas
Higiene. Kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di daerah
Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk membuat kakus/jamban
sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun pemberantasan cacing tambang tumbuh
menjadi apa yang dinamakan “Medisch Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas pada
penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di
sekolah-sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah
gerakan, untuk mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.
• Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar
b. Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
• Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya
UU Kesehatan 1960
• Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)
• Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)
c. Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan
melalui
Media Elektronik (1975-1995)
• Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma
Ata, 1978)
• Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
• Munculnya Posyandu
• Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog
interaktif, sinetron dll)
d. Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
• Konferensi Internasional Promosi
Kesehatan I di Ottawa, Kanada, munculnya istilah promosi kesehatan (Ottawa
Charter, 1986)
memuat 5 strategi pokok Promosi
Kesehatan, yaitu :
Ø Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy
public policy)
Ø Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive
environment)
Ø Memperkuat gerakan masyarakat (community action)
Ø Mengembangkan kemampuan perorangan
(personnal skills)
Ø Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health
services).
• Konferensi Internasional Promosi
Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988) menekankan 4 bidang prioritas,
yaitu:
Ø Mendukung kesehatan wanita
Ø Makanan dan gizi
Ø Rokok dan alcohol
• Konferensi Internasional Promosi
Kesehatan III di Sundval,
Swedia
(1991) 4 strategi kunci, yakni:
Ø Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat;
Ø Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga
kesehatan dan lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan
Ø Membangun aliansi
Ø Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di
tengah masyarakat.
• Konferensi Internasional Promosi
Kesehatan IV di Jakarta, Indonesia (Jakarta Declaration on Health Promotion,
1991) Promosi Kesehatan abad 21 adalah :
Ø Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan;
Ø Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan;
Ø Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan;
Ø Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan
masyarakat;
Ø Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.
2.
Promosi Kesehatan Saat Ini
Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang jelas, sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategi tersebut sejalan dan bersama program kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju Visi Indonesia Sehat.
Visi Promosi Kesehatan adalah: “PHBS 2010”, yang
mengindikasikan tentang terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya
sehat. Visi tersebut adalah
benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah aspek budaya (kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari.
benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah aspek budaya (kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari.
Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah:
1)
Memberdayakan individu, keluarga dan
masyarakat untuk hidup sehat;
2)
Membina suasana atau lingkungan yang
kondusif bagi terciptanya phbs di masyarakat;
3)
Melakukan advokasi kepada para
pengambil keputusan dan penentu kebijakan.
Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan
perlu dilakukan oleh Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut
juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi
tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan serempak. Selanjutnya
strategi Promosi Kesehatan yang selama ini dikenal adalah ABG, yaitu: Advokasi,
Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan Masyarakat. Ketiga strategi tersebut
dengan jelas menunjukkan bagaimana cara menjalankan misi dalam rangka mencapai
visi. Strategi tersebut juga menunjukkan
ketiga strata masyarakat yang perlu digarap. Strata primer adalah masyarakat
langsung perlu digerakkan peran aktifnya melalui upaya gerakan atau pemberdayaan masyarakat (community development,
PKMD, Posyandu, Poskestren, Pos UKS, dll). Strata sekunder adalah para pembuat
opini di masyarakat, perlu dibina atau diajak bersama untuk menumbuhkan norma
perilaku atau budaya baru agar diteladani masyarakat.
Ini dilakukan melalui media massa, media tradisonal, adat,
atau media apa saja sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi setempat.
Sedangkan strata tertier adalah
para pembuat keputusan dan penentu kebijakan, yang perlu dilakukan advokasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan, masalah dan potensi yang ada. Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat berwawasan sehat, yang memberikan dampak positif bagi kesehatan.
para pembuat keputusan dan penentu kebijakan, yang perlu dilakukan advokasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan, masalah dan potensi yang ada. Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat berwawasan sehat, yang memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Dengan visi, misi dan strategi seperti ini, Promosi
Kesehatan juga jelas akan melangkah dengan mantapnya di masa depan. Namun
sebagaimana konsep Promosi kesehatan yang disebutkan di muka, visi, misi dan
strategi tersebut juga harus dapat dioperasionalkan secara lebih membumi di
lapangan, sesuai keadaan, masalah dan potensi setempat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi
Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa
masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan
kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula
berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut terlanjur
terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Promosi
kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai
upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan
adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan
(perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya) atau dengan kata lain
promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan,
sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki
lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.
B. Tujuan Promosi
Kesehatan
Tujuan Promosi Kesehatan antara lain ialah :
•
Memampukan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
•
Menciptakan suatu keadaan, yakni
perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan
Dalam Piagam Ottawa
disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang-orang
untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka (Health promotion is the
process of enabling people to increase control over, and to improve, their
health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah kesadaran
di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga
mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri
mereka.
C. Manfaat Promosi
Kesehatan
Promosi kesehatan bermanfaat untuk :
-
Menyadarkan
masyarakat tentang pentinga kesehatan
-
Mencegah penyakit
dan penularannya sebelum terjadi
-
Memberikan
informasi kesehatan
-
Mengadakan
penyuluhan-penyuluhan
-
Menarik perhatian
masyarakat untuk dapat turut berpartisipasi dalam dunia kesehatan
D.
Sasaran Promosi
Kesehatan
Secara prinsipil, sasaran promosi kesehatan adalah
masyarakat. Masyarakat dapat dilihat dalam konteks komunitas, keluarga maupun
individu. Sasaran promosi
kesehatan juga dapat dikelompokkan menurut ruang lingkupnya, yakni tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum, dan
institusi pelayanan kesehatan.
kesehatan juga dapat dikelompokkan menurut ruang lingkupnya, yakni tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum, dan
institusi pelayanan kesehatan.
E.
Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan,
dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core)
dari Promosi Kesehatan.
•
Promosi Kesehatan adalah upaya
perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi
lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap
perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan
•
Promosi Kesehatan juga berarti upaya
yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya
preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan
yang komprehensif.
•
Promosi kesehatan, selain tetap
menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang selanjutnya disebut gerakan
pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya advokasi dan bina
suasana (social support).
•
Promosi kesehatan berpatokan pada
PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu di rumah/tempat tinggal (where we
live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work), di
tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan (where
we get health services).
•
Pada promosi kesehatan, peran
kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh kesamaan (equity),
keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat
(mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
(mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
•
Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih
menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti hasil apalagi
dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil kegiatan,
yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat. Yang
lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan seperti:
advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dll.
F.
Metode dan
Media Promosi Kesehatan
Metode dan
Media Promosi Kesehatan adalah :
1.
Metode Promosi Individual
(bimbingan, penyuluhan, wawancara )
2.
Metode Promosi Kelompok
-
Kelompok Besar : Ceramah,Seminar;
-
Kelompok Kecil : Diskusi, Brain
Storming, Snow Ball, Buzz Group, Role Play, permainan Simulasi
3.
Metode Promosi Kesehatan Massal
(Public Speaking, Media Massa)
G. Masalah dalam
Promkes
Permasalahan
Dalam Promosi Kesehatan
1.
Pola
prilaku yang susah dirubah
Terkadang peran seorang tenaga penyuluh
kesehatan yang pontang-panting digaris terdepan sosialisasi setiap program
pemerintah mengalai kesulitan untuk melakkan tugasnya. Kesan atau bahasa yang
ditangkap adalah upaya mendiktekan sesuatu hal tentang yang benar dan salah dan
bertentangan dengan prinsip-prinsip kesehatan kepada masyarakat, sementara
mereka telah terbiasa dengan pola lingkungannya sebelum seorang petugas
penyuluh kesehatan datang.
Tentunya
bukanlah perkara mudah untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu contoh Ketika
upaya menghentikan kebiasaan merokok disosialisasikan, tentunya membutuhkan
pemahaman mendalam untuk menggugah kesadaran kepada setiap individu bahwasanya
kebiasaan merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Membuatkan aturan
perundang-undangan tentang merokok menjadi satu pilihan, namun tidak menjadi
bijak jika disertai dengan ancaman sanksi tertentu.
2.
Informasi
yang menggunakan alat bantu yaitu teknologi masih sangat minim
Pengenalan
karakter masyarakat ini penting dan dilatar belakangi oleh bukti-bukti bahwa
masyarakat bersifat heterogen dan memiliki energi, waktu, motivasi, dan
kepentingan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, dalam sebuah kasus promosi
kesehatan, terdapat lokasi-lokasi tertentu yang tidak memiliki ketua RT,
misalnya di perumahan yang penghuninya baru pulang setelah jam 8 malam. Dapat
diperkirakan bahwa rencana program penyuluhan secara oral kepada mereka akan
sulit dilaksanakan. Dengan demikian, pendekatan lain bisa dilakukan misalnya
melalui situs jika mereka mudah mengakses internet, atau menggunakan fasilitas mobile
messaging.
3.
Kebijakan
belum diterapkan
Puskesmas
merupakan ujung tombak dari pelayanan kesehatan terhadap masyarakat belum
memperioritaskan dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
atau dinas terkait dalah hal preventif melalui promosi kesehatan itu sendiri
hal ini bisa terjadi karena kurangnya tenaga penyuluh yang memberikan penjelsan
langsung kepada masyarakat.
H. Ruang Lingkup
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan mencakup baik kegiatan promosi (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), pengobatan (kuratif), maupun rehabilitasi. Dalam hal ini,
orang-orang yang sehat maupun mereka yang terkena penyakit, semuanya merupakan
sasaran kegiatan promosi kesehatan. Kemudian, promosi kesehatan dapat dilakukan
di berbagai ruang kehidupan, dalam keluarga, sekolah, tempat kerja,
tempat-tempat umum, dan tentu saja kantor-kantor pelayanan kesehatan.
Dari paparan di atas, tampaklah bahwa lingkup promosi
kesehatan bukan semata-mata pendidikan, penyuluhan, atau serangkaian kampanye
mengenai masalah kesehatan. Menurut Kapalawi, pendidikan atau penyuluhan
kesehatan memang memiliki sasaran yang sama, yaitu perubahan perilaku individu
atau kelompok untuk peningkatan derajat kesehatan. Namun sebenarnya keduanya
hanya merupakan bagian kecil dari promosi kesehatan. Promosi kesehatan bersifat
lebih luas atau lebih makro lagi dan lebih menyentuh sisi advokasi pada level
pembuat kebijakan di mana promosi kesehatan berusaha melakukan perubahan pada
lingkungan dengan harapan terjadinya perubahan perilaku yang lebih baik
(Kapalawi, 2007).
Menurut Green dan
Ottoson (dalam Iqi, 2008), promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan
menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundangan untuk
perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan. Oleh karena
itu, lingkup promosi kesehatan dapat disimpulkan sebagai berikut (Iqi, 2008):
1.
Pendidikan
kesehatan (health education) yang penekanannya pada
perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan.
2.
Pemasaran sosial (social
marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui
kampanye.
3.
Upaya penyuluhan
(upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.
4.
Upaya peningkatan (promotif)
yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
5.
Upaya advokasi di
bidang kesehatan, yaitu upaya untuk memengaruhi lingkungan atau pihak lain agar
mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau
pembuatan peraturan, dukungan suasana, dan lain-lain di berbagai bidang/sektor,
sesuai keadaan).
6. Pengorganisasian
masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat (community
development), penggerakan masyarakat (social mobilization),
pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.
I. Kegiatan Promosi
Kesehatan
1.
Promosi Kesehatan Rumah Tangga/Masyarakat
Beberapa jenis kegiatan dalam Promosi Kesehatan di Masyarakat, adalah :
•
Penyuluhan
kelompok terbatas
•
Penyuluhan
kelompok besar (masa)
•
Penyuluhan
perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)
•
Pemutaran
film/video
•
Penyuluhan
dengan metode demonstrasi
•
Pemasangan
poster
•
Kunjungan
rumah
•
Lomba
kebersihan antar RT/RW/Desa
•
Kegiatan
pemeliharaan dan membersihkan tempat-tempat umum
•
Kegiatan
penghijauan di sekitar sumber air
2.
Promosi Kesehatan Sekolah.
Beberapa jenis kegiatan dalam Promosi Kesehatan Sekolah, adalah :
•
Penyuluhan
kelompok di kelas, penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman)
•
Pemutaran
film/video
•
Penyuluhan
dengan metode demonstrasi
•
Pemasangan
poster, leaflet
•
Kunjungan/wisata
pendidikan
•
Lomba
kebersihan kelas Lomba membuat poster
•
Lomba
menggambar lingkungan sehat
•
Kampanye
kebersihan perorangan/murid
•
Lomba
cepat tepat tentang kesehatan dan lingkungan sehat
•
Kegiatan
pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah
•
Penyuluhan
terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah
•
Pelatihan
guru UKS
•
Pelatihan
siswa/kader UKS
J. Lapangan Pekerjaan
bagi Lulusan M.Kes
Terdapat
banyak lapangan pekerjaan bagi lulusan kesehatan di Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Lapangan pekerjaan ini antara lain:
1.
Penyuluh Kesehatan
2.
Epidemiolog Kesehatan
3.
Sanitarian Ahli
4.
Ahli Gizi Masyarakat
5.
Administrator Kesehatan
6.
Ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja
7.
Ahli Biostatistika dan Informatika
Kesehatan
8.
Akademisi
9.
Pelaku industri dan kewirausahaan
kesehatan
10. Birokrat / Pengambil kebijakan di bidang kesehatan
11.
Bekerja di bidang yang berkaitan
dengan pembangunan kesehatan
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi promosi kesehatan
merupakan ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup
mereka sehat secara optimal. Promosi kesehatan sangat penting dilakukan sejak dini
untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih besar. Namun dalam menjalankan
promosi kesehatan, diperlukan juga fasilitas yang menunjang untuk menjangkau
masyarakat dan petugas kesehatan yang aktif dan motivator.
Selain
itu bukanlah hal yang merugikan untuk kita mendalami tentang promosi kesehatan
masyarakat karena selain menguntungkan orang lain juga dapat menguntungkan diri
kita sendiri untuk masa depan yang lebih baik karena luasnya lapangan pekerjaan
yang akan kita dapatkan.
B. Saran
Berbagai upaya promosi kesehatan telah dilakukan sejak dulu
dengan berbagai bentuk kegiatan, seperti penyuluhan langsung kepada masyarakat,
bisa juga melalui media elektronik televisi, radio dan media cetak. Berbagai
bentuk spanduk, billboard, buku dan lefleat serta stiker yang berisi
pesan-pesan kesehatan sejak dulu sudah diperkenalkan dan diedarkan di
mana-mana.
Namun
kita lihat sampai saat ini promosi kesehatan masih belum optimal sampai di
masyarkat. Kalaupun sampai, tidaklah serta merta dimengerti dan difahami oleh
masyarakat luas.
Bagaimana
HIV/AIDS yang sampai saat ini belum tersosialisasi di kalangan medis sendiri,
sehingga masih banyak petugas kesehatan yang masih takut menanganinya dan masih
melekatnya stigma bagi pengidap HIV oleh masyarakat sekitarnya. Ini semua
membuktikan bahwa upaya promosi kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan
secara terus menerus dengan berbagai metode. Salah satu metodenya adalah dengan
menuliskannya dalam bentuk artikel untuk dimuat di surat kabar, majalah atau
tabloid, sehingga masyarakat luas dapat membacanya.
0 comments:
Post a Comment