LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENANGKAPAN
MIKROORGANISME
DAN PIARAAN CAMPURAN
ACARA IV
OLEH
NAMA : BEATRICE RUTH BATUBARA
NIM : 0110740046
KELOMPOK : 5
ASISTEN
: NELLY UYO
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
CENDERAWSIH
JAYAPURA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Mikroorganisme adalah organisme
hidup yang memiliki ukuran sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat secara
kasat mata atau harus menggunakan alat bantu seperti mikroskop. Mikroorganisme
terdapat di mana-mana, pada sampah, makanan, air, tanah, udara, bahkan pada
tubuh kita sendiri. Walaupun kasat mata, mikroorganisme dapat diamati oleh
manusia yaitu dengan menggunakan media pertumbuhan.
Media pertumbuhan adalah media yang
akan memberikan tempat dan kondisi yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Potato Dextrose Agar (PDA) adalah suatu
media pertumbuhan yang umum dipergunakan karena terdapat kandungan kentang
yaitu sumber karbohidrat, sedangkan agar mengandung cukup air. Proses pembuatan
PDA memerlukan waktu yang lama karena perlu dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum
digunakan.
Sebelum melakukan pengamatan pada
mikroorganisme terlebih dahulu harus dilakukan penangkapan dan pemeliharaan
mikroorganisme. Penangkapan mikroorganisme dapat dilakukan dimana saja dengan
menggunakan media pertumbuhan seperti PDA, kemudian dilanjutkan dengan inkubasi
selama 24-48 jam. Hasil penangkapan tersebut dapat berupa koloni bakteri
ataupun koloni jamur.
Pada saat penangkapan, akan
terjaring berbagai jenis mikroorganisme sehingga akan tumbuh bersama-sama atau
tercampur pada media. Itulah sebabnya maka mikroorganisme yang dipelihara dari
hasil tangkapan tersebut dinamakan “piaraan campuran”. Suatu piaraan campuran
dapat digunakan untuk pengamatan morfologi koloni dan isolasi mikroorganisme
atau piaraan murni. Pada piaraan campuran dapat dibedakan antara koloni jamur
dengan koloni bakteri. Koloni jamur permukaannya kasar dan berbentuk
benang-benang, sedangkan koloni bakteri permukaannya licin mengkilap (Anonim,
2012).
B. Tujuan
Tujuan
yang akan dicapai pada praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat :
1. Menangkap mikroorganisme dari beberaapa tempat
2. Melakukan pemeliharaan campuran terhadap
mikroorganisme hasil tangkapan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penangkapan Mikroorganisme
Sebelum melakukan identifikasi perlu
dilakukan penangkapan bakteri. Selain itu bakteri hasil tangkapan dibiakkan
dalam medium yang sesuai namun bakteri yang tumbuh dalam satu media sangat
beraneka ragam, sehingga perlu dilakukan pemurnian untuk mendapatkan satu jenis
bakteri saja. Untuk mengetahui bakteri yang terdapat di dalamnya, dapat dilakukan pembiakan pada
cawan petri yang berisi zat makanan atau medium/ media, sehabis 24 jam, kita
akan menemukan berpuluh-puluh koloni bakteri dan jamur menutup permukaan medium
tersebut.
Koloni
jamur sunguh sangat berbeda dari koloni bakteri. Koloni jamur memperlihatkan
benang-benang misellium, sedangkan koloni bakteri nampak seperti sekelumit
mentega, air susu, atau seperti percikan sari buah yang kental. Selain itu,
untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat diperiksa
dalam keadaan hidup atau dalam keadaan mati. Pemeriksaan morfologi ini perlu
untuk mengenal nama bakteri. Dan diperlukan juga pengenalan sifat-sifat
fisiologinya, bahkan sifat-sifat fisiologi itu kebanyakan merupakan faktor
penentu dalam mengenal nama spesies suatu bakteri.
Pada
penangkapan bakteri harus diusahakan agar alat-alat dan media yang digunakan
benar-benar steril. Untuk mensterilkan medium dapat dilakukan dengan autoclave,
yaitu alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap. Medium yang akan
disterilkan ditempatkan di
dalam
autoclave selama 15 sampai 20 menit. Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat
mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau dapat menimbulkan penyakit
yang ditularkan melalui makanan atau dapat melangsungkan fermentasi. Pada
kenyataannya sedikit sekali
lingkungan yang bersih dari bakteri. Bahan pangan selain merupakan sumber gizi
bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi perkembangan
mikroorganisme.
Selain
itu seorang praktikan juga harus
dalam keadaan bersih. Ketika memindahkan media ke cawan petri, menuangkan LF
dan menggoreskan ose ke cawan petri harus dekat api dan menggunakan masker agar
tidak terjadi kontaminasi Setelah ose dipijarkan dan didinginkan, kemudian
mengambil bakteri dari suatu sumber, ose tidak boleh kena api, karena
dikhawatirkan bakteri akan mati. Mulut tabung reaksi tempat bakteri, harus
dipanaskan dengan nyala api setelah penyumbat diambil dan setelah pengambilan
bakteri selesai dan penyumbat ditutup kembali. Sebelum dan sesudah dipakai
kawat ose harus dipijarkan, serta memanaskan mulut tabung reaksi sebelum dan
sesudah dipakai karena hal tersebut merupakan teknik aseptik. Setelah agar padat,
posisi cawan petri dibalik (tutup di bawah). Hal ini dimaksudkan agar uap air
yang berasal dari media yang masih panas tidak menetes ke media itu sendiri,
karena dapat menyebabkan kontaminasi
(Vina, 2011)
B. Piaraan campuran,
Piaraan murni
Supaya kita mendapatkan satu
spesies saja dalam satu piaraan, maka perlulah diadakan suatu piaraan murni
(pure culture). Piaraan murni dapat diperoleh dari piaraan campuran (mixed
culture) dengan cara sebagai berikut.
Kalau kita pertama kali
mengadakan piaraan, biasanya yang kita peroleh itu suatu piaraan
campuran. Misal, kita ambil bahan (sampel) dari udara, dari tanah,
dari kotoran; kalau bahan itu kita sebarkan pada medium steril, akan tumbuhlah
beraneka koloni yang masing-masing mempunyi sifat-sifat yang khas. Jika kita
mengambil bahan dari salah satu koloni tersebut, kemudian bahan itu kita tanam
pada medium baru yang steril, maka bahan itu akan tumbuh menjadi koloni yang murni,
asalkan pekerjaan pemindahan itu dilakukan dengan cermat menurut teknik
aseptik, yaitu menggunakan alat-alat yang steril dan aturan-aturan
laboratorium tertentu. Piaraan yang kita peroleh dengan jalan demikian kita
sebut piaraan pertama (primary culture), dan sifatnya murni.
Piaraan semacam ini dapat disimpan, tetapi tiap-tiap waktu tertentu harus
diadakan peremajaan dengan memindahkannya ke medium baru. Piaraan-piaraan yang
diperoleh dari piaraan pertama disebut piaraan turunan (sub-culture).Tiap-tiap
laboratorium perlu menyimpan beberapa jenis piaraan murni. Negara-negara yang
sudah maju mesti mempunyai koleksi pelbagai piaraan murni; piaraan simpanan
itu disebut juga “stock culture” (Marjuki, 2007).
C. Media Pertumbuhan
Media merupakan bahan nutrisi
yang disiapkan unutk pertumbuhan mikroba. Agar-agar merupakan kompleks
merupakan kompleks polisakarida, dihasilkan oleh alga laut dan digunakan untuk
pemadat pada makanan. Keunggulan agar yaitu mencair pada suhu yang sama dengan
air, namun tetap dalam keadaan cair sampain suhu 40 0C ( Suryanto dan Munir,
2006).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan
dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan
untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai
susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk
and Wheeler,1993).
Medium harus mengandung nutrien
yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air.
Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien
dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air,
karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Anonim, 2008).
Untuk mendukung pertumbuhan
mikroba, sebuah media harus menyediakan sumber energi seperti karbon, nitrogen,
fosfor, sulfur, dan bahan organik lainnya. Media kimia diartikan salah satu
media yang menggunakan bahan kimia yang telah diketahui (Tortora, 2002).
BAB III
PROSEDUR KERJA
PROSEDUR KERJA
Alat dan Bahan
Alat :
·
Hot Plate
·
Labu Erlenmeyer
·
Cawan Petri
·
Inkubator
Bahan :
·
Media PDA
·
Kertas Label
·
Alkohol
·
Tissue
·
Bunsen
·
Korek Api
·
Aluminium Foil
·
Kapas
Cara Kerja :
1. Semprotkan
alkohol pada meja, agar meja yang digunakan steril.
2. Lab meja
dengan menggunakan tissue.
3. Panaskan
media dengan menggunakan hot plate.
4. Bakar
Bunsen, kemudian buka penutup labu erlen meyer yang telas dipanaskan tadi.
5. Bakar
bulut labu Erlenmeyer. Kemudian tuangkan media tersebut ke dalam cawan petri.
Diamkan hingga media menjadi padat.
6. Setelah
itu, bakar kembali mulut labu Erlenmeyer daan tutup dengan kapas dan aluminium
foil.
7. Kemudian
berikan label pada penutup cawan petri. Di sini gunanya untuk memberikan
keterangan & untuk menghindari pertukaran media antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain.
Penangkapan
mikroba di udara.
1. Buka
cawan petri yang telah terisi media tadi, diamkan selama 5 menit. Hal ini
dilakukan untuk menangkap
mikroba di dalam laboratorium.
2. Selama melakukan
penangkapan mikroba. jauhi media tersebut (Jangan didekati).
3. Kemudian bungkus dengan
kertas HVS dan beri label. Dan dilanjutkan dengan inkubasi di dalam inkubator
selama 24-48 jam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penangkapan
mikroorganisme harus dilakukan dengan steril, dengan alat yang telah
disterilkan dan kebersihan diri kita juga. Cara membuat keadaan menjadi steril
yaitu dengan menyemprotkan alkohol pada sekeliling tempat kerja. Hal ini utnuk
menghindai kontaminasi. Selain itu yang perlu diperhatikan saat sedang
mengadakan praktikum, perlu dilakukan dengan konsentrasi penuh dan menghindari
bekerja sambil berbicara.
Sebelum
melakukan penangkapan mikroorganisme, media pertumbuhan yang dipergunakan perlu
dipersiapkan jauh-jauh hari, salah satunya yaitu jika menggunakan PDA sebagai
media pertumbuhannya. Potato
Dextrose Agar (PDA) perlu
dipersiapkan sebelum penggunaannya, selain itu media tersebut harus di
sterillisasikan dengan autoklaf sebum dipergunakan.
Penangkapan mikroorganisme dapat dilakukan di
mana saja dengan cara yang berbeda. Jika melakukan penangkapan di udara maka
yang perlu dilakukan yaitu dengan membuka cawan petri dan membiarkannya
beberapa menit. Jika ingin melakukan penangkapan pada kulit, yaitu dengan
mengosokkan cotten buth pada permukaan kulit kemudian gosokkan ke atas media.
Proses
yang dilakukan selama praktikum penangkapan mikroorganisme yaitu sebagai berikut :
1)
Media PDA yang telah
disterilkan dipanaskan kembali. Pada proses ini alat yang dipergunakan untuk
pemanasan media adalah hot plate. Pemanasan ini terus dilakukan hingga media
PDA mencair hingga dapat dipindahkan ke cawan petri.
2)
Setelah media PDA telah
mencair, pindahkan media tersebut pada cawan petri yang telak disterillisasikan
terlebih dahulu. Proses pemindahan tersebut dilakukan di sekitar pembakar
bunsen untuk menciptakan keadaan yang tetap steril.
3)
Proses pemindahan media
dari labu erlenmeyer pada cawan petri yaitu diawali dengan membakar mulut labu
erlenmeyer, kemudian tuangkan ke cawan petri dan tutup kembali. bakar kembali mulut labu erlenmeyer dan tutup
dengan kapas dan aluminium foil
4)
Diamkan beberapa saat hingga media menjadi padat.
5)
Setelah media padat, lakukan penangkapan dengan membuka
media di udara dan diamkan beberapa saat, kemudian tutup cawan petri tersebut
dan balik. Hal
ini dimaksudkan agar uap air yang berasal dari media yang masih panas tidak
menetes ke media itu sendiri, karena dapat menyebabkan kontaminasi.
6) Lalu bungkus kembali cawan tersebut dengan kertas HVS dan
berikan label.
7)
Masukkan ke dalan inkubator untuk
mengeramkan atau menumbuhkan mikroorganisme yang telah ditangkap dengan
temperatur suhu 3700C.
Selama proses penangkapan akan
terjaring beberapa mikrorganisme seperti jamur dan bakteri.
Mikroorganisme-mikroorganisme tersebut jika terjaring bersama-sama, maka hasil
penangkapan tersebut disebut piaraan campuran. Mikroorganisme tersebut akan
membentuk koloni-koloni yang menyebabkan masing-masing koloni memeiliki ciri
yang berbeda. Perbedaan tiap koloni
dapat dibedakan mengamati ciri fisiknya. Koloni jamur memilki benang-benang
halus, pengan permukaan kasar dan kusam, sedangkan koloni bakteri memiliki
permikaan licin dan mengkilap.
BAB V
KESIMPULAN
Penagkapan mikroorganisme dapat dilakukan di
mana-mana, antara lain:
·
Udara
·
Permukaan
kulit
·
Mulut
·
Rambut
·
Air
·
Tanah,
dll.
Setelah melakukan penangkapan, akan memungkinkan
terjaring beberapa koloni, seperti koloni jamur dan bakteri. Jika pada hasil
penangkapan terdapat koloni bakteri dan koloni jamur maka penangkapan tersebut
disebut piaraan campuran. Untuk menumbuhkan piaraan campuran tersebut alat yang
digunakan adalah inkubator. Namun proses yang dilalui sebelum media dan hasil
penangkapan tersebut harus dengan sangat steril agar mendapatkan hasil yang
benar.
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment