Powered by Blogger.
RSS

MENGAMATI MORFOLOGI BAKTERI DAN PEWARNAAN MIKROORGANISME

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
MENGAMATI MORFOLOGI BAKTERI DAN
PEWARNAAN MIKROORGANISME
ACARA VII
 

OLEH
NAMA              :  BEATRICE RUTH BATUBARA
NIM                  :  0110740046
KELOMPOK    :  5
ASISTEN         :  NELLY UYO

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2011



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
            Bakteri berasal dari kata bakterion, dalam bahasa Yunani itu berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop (Dwidjoseputro, 1998).
            Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo. 2008).
            Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan iodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus  dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya (Anonim. 2012).
            Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies (Dwidjoseputro, 1994).
            Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui morfologi mikroorganisme dengan teknik pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara pengecatan sederhana, pengecatan negatif maupun pengecatan gram.


B. Tujuan
            Tujuan yang akan dicapai pada praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengenali bentuk dan morfologi sel dan koloni mikroorganisme.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Bakteri
            Bakteri berasal dari kata bakterion, dalam bahasa Yunani itu berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop (Dwidjoseputro, 1998).

B. Morfologi Bakteri  (Istamar. 2004)
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan spiral.
a.  Bakteri bentuk bulat
Bakteri berbentuk bulat dikenal sebagai basil. Kata basil berasal dari bacillus yang berarti batang. Bentuk basil dapat pula dibedakan atas:
  1. Basil tunggal yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal, misalnya Salmonella typhi, penyebab penyakit tipus.
  2. Diplobasil yaitu bakteri berbentuk batang yag bergandengan dua-dua.
  3. Streptobasil yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang membentuk rantai misalnya Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks.

b. Bakteri bentuk bola
Bakteri berbentuk bola dikenal sebagai coccus, bakteri ini juga dapat dibedakan atas:
  1. Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing nanah.
  2. Diplokokus, yaitu bakeri berbentuk bola yang bergandengan dua-dua, misalnya Diplococcus pneumonia penyebab penyakit pneumonia atau radang paru-paru.
  3. Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-empat sehngga bentuknya mirip kubus.
  4. Streptokokus, yaitu bakteri bentuk bola yang berkelompok memanjang membentuk rantai.
  5. Stafilokokus, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni membentuk sekelopok sel tidak teratur sehingga bentuknya mirip dompolan buah anggur.
c.  Bakteri bentuk spiral
Ada tiga mcam bentuk spiral:
  1. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral misalnya Spirillum.
  2. Vibrio, ini dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna, misalnya Vibrio cholera penyebab penyakit kolera.
  3. Spiroseta  yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang besifat lentur. Pada saat bergerak, tubuhnya dapa memanjang dan mengerut.
Anatomi bakteri
Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat selubung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel bermembran seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora.
a. Flagela
Flagela terdapat salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada perukaan sel. Fungsinya untuk bergerak. Berdasar letak dan jumlahnya, tipe flagella dapat dibedakan menjadi montrik, amfitrik, lofotrik, dan peritrik.
Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin. Flagella berbetuk seperti pembuka sumbat botol. Fungsinya adalah untuk bergerak. Flagella berputar seperti baling-baling untuk menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada membrane sel.
b.   Dinding sel
Dinding sel tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang berikatan dengan protein. Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi dinding sel adalah untuk melindungi sel.
Berdasarkan struktur protein dan polisakarida yang terkandung di dalam dinding sel ini, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif. Jika bakteri diwarnai dengan tinta Cina kemudian timbul warna pada dinding selnya, maka bakteri itu tergolong bakteri gram positif. Sebaliknya, jika diberi warna dengan tinta Cina namun tidak menunjukkan perubahan warna pada dinding selnya, maka bakteri itu digolongkan ke dalam bakteri gram negatif. Bakteri gram positif mempunyai peptidoglikan di luar membran plasma. Pada bakteri gram negatif, peptidoglikan terletak di antara membran plasma dan membran luar dan jumlahnya lebih sedikit. Umumnya bakteri gram negatif lebih patogen.
Bakteri gram-positif dinding selnya terdiri atas 60-100 persen peptodoglikan dan semua bakteri gram-positif memiliki polimer iurus asam N-asetil muramat dan N-asetil glukosamin dinding sel beberapa bakteri gram positif mengandung substansi asam teikoat yang dikaitkan  pada asam muramat dari lapisan peptidoglikan. Asam teikoat ini berwujud dalam dua bentuk utama yaitu asam teikoat ribitoi dan asam teiokat gliserol fungsi dari asam teiokat adalah mengatur pembelahan sel normal. Apabila diberi pewarna gram menghasilkan warna ungu. Bakteri gram-negatif dinding sel gram negatif mengandung 10-20 % peptidoglikan, diluar lapisan peptidoglikan ada struktur membran yang tersusun dari protein fostolipida dan lipopolisakarida. Apabila diberi pewarna gram menghasilkan warna merah.
Di sebelah luar dinding sel terdapat kapsul. Tidak semua sel bakteri memiliki kapsul. Hanya bakteri patogen yang berkapsul. Kapsul berfungsi untuk mempertahankan diri dari antibodi yang dihasilkan selinang. Kapsul juga berfungdi untuk melindungi sel dari kekeringan. Kapsul bakteri tersusun atas persenyawaan antara protein dan glikogen yaitu glikoprotein.
c. Membrane sel
Membrane sel tersusun atas molekul lemak dan protein, seperti halnya membran sel organisme yang lain. Membrane sel bersifat semipermiable dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat keluar atau ke dalam sel.

d.   Mesosom
Pada tempat tertentu terjadi penonjolan membran sel kearah dalam atau ke sitoplasma. Tonjolan membrane ini berguna untuk menyediakan energi atau pabrik energi bakteri. Organ sel (organel) ini disebut mesosom. Selain itu mesosom berfungsi juga sebagai pusat pembentukan dinding sel baru diantara kedua sel anak pada proses pembelahan.
e. Lembar fotosintetik
Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane sel kearah sitoplasma. Membrn yang berlipat-lipat tersebut berisi klorofil,dikenal sebagai lembar fotosintetik (tilakoid). Lembar fotosintetik berfungsi untuk fotosintesis contohnya pada bakteri ungu. Bakteri lain yang tidak berfotosintesis tidak memiliki lipatan demikian.
f. Sitoplasma
Sitoplasma adalah  cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel, plasma= cairan). Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung berbagai molekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, ribosom, DNA, dan enzim-enzim. Sitoplasma merupakan tempat berlangsungya reaksi-reaksi metabolism.
g.   DNA
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) atau asam inti, merupakan materi genetic bakteri yang terdapat di dalam sitoplasma. Bentuk DNA bakteri seperti kalung yang tidak berujung pangkal. Bentuk demikian dikenal sebagai DNA sirkuler. DNA tersusun atas dua utas polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat pengontrol sintesis protein bakteri, dan merupakanzat pembawa sifat atau gen. DNA ini dikenal pula sebagai kromosom bakteri. DNA bakteri tidak tersebar di dalam sitoplasma, melainkan terdapat pada daerah tertentu yang disebut daerah inti. Materi genetik inilah yang dikenal sebagai inti bakteri.
h.   Plasmid
Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA nonkromosom. DNA nokromosom bentuknya juga sirkuler dan terletak di luar DNA kromosom. DNA nonkromosom sirkuler ini dikenal sebagai plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali DNA kromosom. Plasmid mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik, gen patogen. Seperti halnya DNA yang lain, plasmid mampu melakukan replikasi dan membentuk kopi dirinya dalam jumlah banyak. Dalam sel bakteri dapat terbentuk 10-20 plasmid.



i. Ribosom
Ribosom merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein atau sebagai pabrik protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas protein dan RNA. Di dalam sel bakteri Escherichia coli terkandung 15.000 ribosom, atau kira-kira ¼ masa sel bakteri tersebut. Ini menunjukkan bahwa ribosom memiliki fungsi yang penting bagi bakteri.
j. Endospora
Bakteri ada yang dapat membentuk endospora, pembentukan endospora merupakan cara bakteri mengatasi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Endospora tahan terhadap panas sehingga tidak mati oleh proses memasak biasa. Spora mati di atas suhu 120 C. jika kondisi telah membaik, endospora dapat tumbuh menjadi bakteri seperti sedia kala.
Reproduksi bakteri
Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada lingkungan yang baik bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan seksual tidak dijumpaipada bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual. Ada tiga proses paraseksual yang telah diketahui, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.
Gambar anatomi dan morfologi bakteri

C. Perbandingan Karakteristik Gram positif dan Gram negatif

Dinding sel
·         Gram positif : Homogen dan tebal (20-80 nm0 serta sebagian besar tersusun dari peptidoglikan. Polisakarida lain dan asam teikoat dapat ikut menyusun dinding sel.
·         Gram negatif : Peptidoglikan (2-7 nm) di antara membran dam dan luar, serta adanya membran luar (7-8 nm tebalnya) yang terdii dari lipid, protein, dan lipopolisakarida


Bentuk sel
·         Gram positif : Bulat, batang atau filamen
·         Gram negatif : Bulat, oval, batang lurus atau melingkar seprti tand koma, heliks atau filamen; beberapa mempunyai selubung atau kapsul
Reproduksi
·         Gram positif : Pembelahan biner
·         Gram negatif : Pembelahan biner, kadang-kadang pertunasan
Metabolisme
·         Gram positif : kemoorganoheterotrof
·         Gram negatif : Fototrof, kemolitoautotrof, atau kemoorganoheterotrof
Motilitas
·         Gram positif : Kebanyakan nonmotil, bila motil tipe flagelanya adalah petritrikus (petritrichous)
·         Gram negatif : Motil atau nonmotil. Bentuk flagela dapat bervariasi-polar,lopotrikus (lophtrichous), petritrikus (petritrichous).
Anggota tubuh (apendase)
·         Gram positif : Biasanya tidak memiliki apendase
·         Gram negatif : Dapat memiliki pili, fimbriae, tangkai
Endospora
·         Gram positif : Beberapa grup dapat membentuk endspora
·         Gram negatif : Tidak dapat membentuk endospora

D. Teknik Pewarnaan
            Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Disebut demikian karena hanya digunakan satu jenis cat pewarna untuk mewarnai organisme. Kebanyakan bakteri telah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofil (suka akan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromofornya bersifat positif). Pewarnaan sederhana ini memungkinkan dibedakannya bakteri dengan bermacam-macam tipe morfologi (coccus, vibrio, basillus, dsb) dari bahan-bahan lainnya yang ada pasa olesan yang diwarnai .
            Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina (Hadiotomo, 1990).
 Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
Ʊ      Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
Ʊ      Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
Ʊ      Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
Ʊ      Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
Ʊ      Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
Ʊ      Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
Ʊ      Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
Ʊ      Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
Ʊ      Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
Ʊ      Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
Ʊ      Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
Ʊ      Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu (Volk & Wesley, 1998):
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin


BAB III
PROSEDUR KERJA


A. Alat dan Bahan
Alat yang dipergunakan untuk mengamati morfologi bakteri dan pewarnaan mikroorganisme adalah :
¥       Mikroskop
¥       Gelas Beaker
¥       Ose
¥       Pipet Tetes
¥       Tabung Raksi
¥       Rak Tabung Reaksi
¥       Object Glass
¥       Cover Glass
¥       Penjepit
Bahan yang diperlukan untuk untuk mengamati morfologi bakteri dan pewarnaan mikroorganisme adalah :
¥       Alkohol
¥       Bunsen
¥       Kertas Label
¥       Aquades
¥       Metylen Blue
¥       Media PDA
¥       Tinta Cina
¥       NaCl
¥       Gram A (Iodium)
¥       Gram B (Cristal Violet)
¥       Gram C (Aseton + Alkohol)
¥       Gram D ( Safranin)
¥       Imersi Oil

B. Prosedur Kerja
1.      Mahasiswa masuk laboratorium FMIPA dengan menggunakan jas laboratorium.
2.      Mahasiswa menerima pengarahan tentang melakukan pengamatan sifat-sifat koloni.
3.      Menyiapkan alat dan bahan steril di meja kerja.
4.      Mengambil hasil penangkapan piaraan murni pada cawan petri yang telah dibiakkan.
5.      Menyemprotkan alkohol pada meja kerja dan tangan.
6.      Memasukkan ose ke dalam alkohol, lalu membakar ose dengan Bunsen.
Melakukan Pewarnaan Positif :
o   Mengambil bakteri pada media PDA di cawan petri, kemudian membakar ose.
o   Meneteskan akuades dengan menggunakan pipet tetes ke atas object glass.
o   Goyangkan di atas api Bunsen hingga kering/dingin (fiksasi).
o   Meneteskan larutan metylen blue dan menutup dengan  cover glass dan memberikan label, mengamati dengan mikroskop.
Melakukan Pewarnaan Negatif :
o   Mengambil bakteri/koloni pada cawan petri, kemudian membakar kembali ose.
o   Meneteskan larutan tinta cina, kemudian ratakan dengan object glass dan memberi label.
Melakukan Pewarnaan Gram :
o   Mengambil bakteri/koloni pada cawan petri, kemudian membakar kembali ose.
o   Meneteskan larutan NaCl 0,9%, lalu melakukan fiksasi hingga kering.
o   Untuk Gram A, meneteskan larutan Cristal Violet dan mendiamkan selama 1 menit, lalu membuang latutan tersebut.
o   Untuk Gram B, meneteskan larutan Iodium dan mendiamkan selama 1 menit, lalu membilas dengan air mengalir.
o   Untuk Gram C, meneteskan larutan Gram C (Asetan + Alkohol) dan mendiamkan selama 30 detik, lalu membilas dengan air mengalir.
o   Untuk Gram D, meneteskan larutan Safranin dan mendiamkan selama 1 menit, lalu membilas dengan air mengalir.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.    HASIL PENGAMATAN
Pewarnaan Sederhana Positif :
Keterangan : titik, batang kecil

     





      Pewarnaan Sederhana Negatif :
    


Pewarnaan Sederhana Negatif :


Keterangan : Bulat









      Pewarnaan Gram Bulat Putih


 Keterangan :
Gram Positif berbentuk bulat (monokokus)




Pewarnaan Gram Bulat Krem
Keterangan :
Gram Positif berbentuk bulat bergerombol (Staphylococus)
           








B. Pembahasan
Cat Gram yang digunakan terdiri dari 4 macam, yaitu cat Gram A, B, C dan D.  Masing-masing mempunyai komposisi dan fungsi  yang berbeda.  Komposisi dan fungsi masing-masing cat Gram, adalah sebagai berikut :
1.      Cat Gram A
Cat Gram A berwarna ungu (karena mengandung kristal violet).  Cat Gram A merupakan cat primer yang akan memberi warna mikroorganisme target.  Pada saat diberi cat ini, semua mikroorganisme akan berwarna ungu sesuai warna cat  Gram A.






2.      Cat Gram B
Cat Gram B berwarna coklat.  Cat Gram B merupakan cat Mordan, yaitu cat atau bahan kimia yang berfungsi memfiksasi cat primer yang diserap mikroorganisme target.  Akibat pemberian cat Gram B, maka pengikatan warna oleh bakteri akan lebih baik (lebih kuat).


3.      Cat Gram C

Cat Gram C tidak berwarna.  Cat ini berfungsi untuk melunturkan cat sebelumnya.  Akibat pemberian cat C akan terjadi 2 kemungkinan :
§  Mikroorganisme (bakteri) akan tetap berwarna ungu, karena tahan terhadap alkohol.  Ikatan antara cat dengan bakteri tidak dilunturkan oleh alkohol.  Bakteri yang bersifat demikian disebut bakteri Gram positif.
§  Bakteri akan tidak berwarna, karena tidak tahan terhadap alkohol.  Ikatan antara cat dengan bakteri dilunturkan oleh alkohol.  Bakteri yang bersifat demikian dikelompokkan                                    sebagai bakteri Gram negatif.

4.      Cat Gram D
Cat ini berwarna merah.  Cat ini merupakan cat sekunder atau kontras.  Cat ini berfungsi untuk memberikan warna mikroorganisme non target.  Cat sekunder mempunyai spektrum warna yang berbeda dari cat primer.  Akibat pemberian cat Gram D, akan terjadi 2 kemungkinan :
  • Bakteri Gram positif akan tetap berwarna ungu, karena telah jenuh mengikat cat Gram A sehingga tidak mampu lagi mengikat cat Gram D.
  • Bakteri Gram negatif akan berwarna merah, karena cat sebelumnya telah dilunturkan oleh cat Gram C maka akan                                           mampu mengikat cat Gram D.

Dari hasil pratikum pewarnaan gram didapatkan bahwa ada 1 golongan bakteri yaitu golongan gram positif. Hal ini dapat dilihat dari warna morfologi yaitu ungu. Golongan bakteri gram positif yaitu golongan yang tetap berwarna violet atau ungu walaupun sudah dicuci dengan alkohol. Bakteri golongan gram positif tetap berwarna ungu karena tidak dipengaruhi oleh safranin. Bakteri yang termasuk kedalam gram positif mempunyai struktur dan komposisi dinding sel yang berbeda dengan bakteri golongan negative. Dinding sel bakteri golongan gram negative umumnya dindingnya lebih tipis dari dinding sel gram positif. Yang pertama mengandung persentase lipid atau lemak yang lebih banyak dari dinding sel bakteri gram positif. Selama perlakuan dengan alcohol ternyata lemak ini tertarik keluar sehingga memperbanyak porositas atau menaikan permeabilitas dinding sel akibatnya kristal violet iodine (CV-I) tertarik keluar sehingga bakterinya kehilangan warna. Pada bakteri golongan gram positif yang dinding selnya lebih sedikit mengandung lemak akan mengalami dehidrasi karena perlakuan dengan alkohol, sehingga ukuran pori-pori dan permeabilitas dinding sel menjadi berkurang dan CV-I tidak tercuci, inilah yang menyebabkan bakteri golongan positif tetap berwarna ungu.

BAB V
KESIMPULAN


Dari hasil praktum yang dilakukan untuk dapat mengenali bentuk dan morfologi sel dan koloni mikroorganisme yaitu dengan melakukan pewarnaan mikroorganisme dengan cara pengecatan sederhana, pengecatan negatif maupun pengecatan gram.
Morfologi bakteri yang diamati melalui pewarnaan Sederhana :
v  Positif       Titik, Batang Kecil
v  Negatif       Bulat
Morfologi bakteri yang diamati melalui pewarnaan Gram :
v  Bulat Putih           Hasil pewarnaan Gram Positif berbentuk bulat    (Monokokus)
v  Bulat Krem          Hasil pewarnaan Gram Positif berbentuk bulat    bergerombol (Staphylococcus)

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Anonim. 2012. Gram Positif (on-line). http://id.wikipedia.org/wiki/Gram_Positif    diakses pada tanggal 28 Mei 2012.

Anonim. 2012. Pewarnaan Gram (on-line).
            http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gram diakses pada tanggal 28        Mei 2012.

Dwidjoseputro, D., 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang; Djambatan.

Dwidjoseputro, D., 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta; Djambatan.

Hadiotomo, Ratna Siri. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.              Jakarta; Pt. Gramedia.

Jimmo. 2008. Pembuatan Preparat dan Pengecatan (on-line).                                  http ://Pembuatan PReParAT dan PengeCaTAnnyA_BLoG KiTa.mht. diakses pada tanggal 28 Mei 2012.

 

Sutedjo, M.M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta; Rineka Cipta.

 

Syamsuri, Istamar. 2004. BIOLOGI untuk SMA kelas X. Jakarta; Erlangga.

Volk, Wesley A dan Margareth F. Wheeler. 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid I.         Jakarta; Erlangga.









  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: